Tragedi Maut, Lagi-Lagi Dunia Berduka di Tanggal 11 September
Sabtu, 12 September 2015 13:18
IGN- Entah ada apa dengan tanggal 11 September, dua tragedi maut terjadi di dua belahan bumi berbeda dan menyita perhatian dunia. Di tanggal yang sama, korban nyawa berjatuhan dan mengagetkan banyak pihak.
Sebelumnya Amerika menghadapi aksi pembajakan pesawat dan lantas menjadi titik balik memerangi terorisme pada 11 September 2001. Empat rangkaian serangan bunuh diri dilangsungkan dengan sejumlah target di New York dan Washington.
Pemerintah Amerika mempersalahkan Al Qaeda, atas rangkaian serangan yang menyebabkan Menara Kembar World Trade Center runtuh dalam dua jam itu. Korban atas serangan dikatakan mencapai 3000 jiwa, dan ini menjadi awal Amerika untuk menginvasi Irak dan Afghanistan.
Setelah bertahun-tahun, banyak yang menduga ada teori konspirasi dalam tragedi 11 September 2001. Apalagi meski disebutkan pesawat yang dibajak adalah pesawat komersil, namun tidak nampak adanya jendela di pesawat tersebut dan hal ini tidak normal.
Selain itu sebelum pesawat menabrak gedung WTC, terdapat percikan seperti misil yang ditembakkan. Profesor Steven E. Jones dari Universitas Brigham Young, Utah, AS juga menyebut tidak mungkin menara kembar tersebut runtuh hanya karena benturan dengan pesawat, namun juga bahan peledak.
Kini setelah 14 tahun berlalu semenjak kejadian di Amerika tersebut, satu kabar duka juga datang dari Saudi Arabia. Publik dibuat tertegun dengan insiden jatuhnya crane raksasa di Masjidil Haram. 10 Hari lagi jelang perayaan ibadah haji, tiba-tiba crane yang digunakan untuk pembangunan Masjidil Haram roboh. Diperkirakan sekitar 107 orang meninggal, dan 238 orang lainnya mengalami luka-luka.
Akibat jatuhnya crane tersebut, jamaah haji asal Indonesia pun juga ada yang menjadi korban. Penyebabnya disebutkan karena cuaca. Kota Mekkah memang tengah dilanda badai padang pasir dan angin ribut yang lantas menjadi hujan badai.
Crane tersebut roboh karena force dari alam dan menimpa para jamaah yang tengah beribadah dan juga berada di sekitar Masjidil Haram. Ketika crane tersebut jatuh, cuaca di sekitarnya berubah drastis dari 42 derajat menjadi 25 derajat celcius. Duka pun kembali datang pada tanggal yang sama.
(kpl/sjw)