Ini Kopi yang diminum MIRNA

 IDN-Tak ada yang berbeda dari kopi ini, namun belakangan, nama kopi tersebut menjadi perhatian masyarakat lantaran membuat Wayan Mirna Salihin sekarat hingga meninggal dunia.

Nama kopinya Vietnamese. Kopi ini disajikan kafe Olivier yang berada di Lower Ground pintu masuk west mal Grand Indonesia, Jakarta Pusat.

Untuk mengetahui rasa sebenarnya kopi tersebut hingga membuat Mirna tewas, kami mendatangi kafe dan memesan kopi itu.

Saat tiba di kafe itu, kami masuk dan dibukakan oleh seorang satpam. Kemudian diantar oleh pelayan hingga sampai ke meja yang dituju. Sebelumnya, pelayan juga menanyakan apakah ingin duduk di meja yang bebas rokok apa yang tidak ada rokok.

Pilihannya tertuju di tempat duduk bebas rokok. Meja yang dipesan kebetulan tidak jauh dari meja yang dipesan Jessica Kumala Wongso untuk bertemu Mirna dan Hani ketika itu.

Kini, meja Mirna sudah dijaga pelayan secara bergantian dan tidak boleh digunakan untuk sementara waktu. Meja Mirna juga masih ditutupi oleh kain hitam, serta pembatas dengan garis berwarna merah.

Selanjutnya, sang pelayan memberikan menu kepada pemesan. Dari daftar menu tersebut, tertera harga kopi Vietnamese Rp38 ribu. Harga minuman di kafe tersebut termasuk normal, seperti di kafe lainnya. Namun, untuk harga makanan di sana terbilang cukup tinggi, mulai dari Rp50 ribu hingga Rp500 ribu.

Berbeda dengan kafe kopi lainnya, di Olivier, jika memesan kopi, akan dilayani secara berbeda. Diketahui, untuk kopi Vietnamese disajikan dalam dua bentuk, yakni black atau pakai susu dan es batu.

kami memesan kopi Vietnamese susu ditambah es seperti yang dipesan Jessica untuk Mirna. Saat pelayan tiba di meja kami, dia datang dengan satu gelas susu putih dengan es lalu di atas gelas itu diberi saringan untuk kopi.

Setelah itu, pelayan kafe bertanya kepada pemesan, apakah air panas untuk melarutkan kopi mau dituangkan sekarang atau tidak.

Jika dituangkan dengan segera, maka kopi bisa bercampur dengan susu yang ada di gelas itu. Penyajian kopi ini juga tidak disertai dengan gula.

Setelah kopi menyatu dengan susu, sang pelayan menanyakan lagi kadar airnya apakah sudah cukup atau tidak. Jika dirasa sudah cukup oleh pemesan, pelayan membawa teko air panas ke dalam kafe.

Sebelum diaduk dengan susu, kami mencoba rasanya terlebih dahulu. Terbilang cukup pahit jika dibandingkan dengan kopi pada umumnya.

Tak lama kemudian, kopi diaduk dengan susu. Gelap yang tadinya terlihat ada warna hitam dari kopi dan putih dari susu kini berubah menjadi warna cokelat ketika diaduk. Meski sudah dicampur, namun rasanya masih terasa pahit.

Melihat ada hal yang aneh, kemudian pelayan malah menjaga meja yang Selama kurang lebih satu jam bersantai di meja itu, pelayan juga tidak lepas pengawasannya ke meja kami.

Sang pelayan akan pergi jika ada pemesan dari meja lainnya. Setelah diperhatikan, pelayan tersebut tidak menjaga pengunjung lainnya, melainkan berdiri di depan meja yang dipesan kami