="Rekomendasi judi online Terbaik!"

Sabtu, 10 September 2016

Sakit Hati Dikritik, Guru Ini Paksa Muridnya Ngaku Jadi Maling















AGEN INFO CASINO - Yang namanya guru adalah sosok panutan setiap siswanya. Sama seperti orangtua di rumah, guru harusnya memberi pengertian dan pembelajaran yang baik agar murid mereka menjadi manusia cemerlang. Namun oknum guru di SMA Negeri 7 Palembang ini jelas-jelas mencoreng martabat guru Indonesia. Memangnya, mereka ngapain sih?

Bayangkan saja, empat guru ini dilaporkan memaksa siswa mereka mengaku sebagai pencuri. Wew, kok tega banget? Yap. Dan hal itu mereka lakukan hanya karena sakit hati lantaran dikritik oleh seorang murid. Keempat guru itu adalah SN alias Madam, HS, DE dan HY. Demi melakukan aksi balas dendam, keempat guru itu melakukan intimidasi kepada BR dan memaksa pelajar berusia 17 tahun itu ngaku sebagai maling helm di sekolah.

Fitnah yang dilakukan keempat orang itupun terbongkar dari rekaman CCTV sekolah. Di mana dalam video itu terlihat kalau BR bukanlah pencurinya, melainkan dua siswa lain yakni WR dan ER. Hanya saja yang namanya dendam, keempat guru itu tetap menuding BR bersekongkol dengan kedua pelaku dalam melakukan pencurian helm yang suah terjadi pada 26 Mei 2016 lalu.

Jika WR dan ER hanya dinasihati untuk mengembalikan helm, maka BR malah mendapat perlakuan sangat buruk. Empat guru yang tak pantas jadi pengajar ini sampai mengancam BR tidak akan naik kelas atau harus pindah sekolah jika enggan ngaku sebagai pencuri, seperti dilansir Merdeka.


"Anak saya (BR) tidak boleh ikut ujian. Dia dipaksa mengaku mencuri helm dengan ancaman tidak bakal naik kelas. Kejadiannya bertepatan dengan ujian semester kenaikan kelas. Dia merasa tak pernah mencuri jadinya membantah. Empat teman sekelasnya juga memperkuat bantahannya. Tapi guru malah menuduh anak saya bersekongkol. Meski tidak terbukti, anak saya diputus nggak naik kelas. Karena malu dituduh guru-gurunya, anak saya pindah ke Bangka. Mentalnya sekarang terganggu dan selalu teringat kejadian itu," papar M Yamin, orangtua BR.

Dari penelusuran, kasus ini berawal dari dendam pribadi guru bahasa Prancis berinisial SN. Saat itu BR menegur gurunya karena berbicara jorok dalam bahasa Bangka di hadapan siswa, sepekan sebelum kasus pencurian helm. Bu guru SN rupanya kaget karena BR paham bahasa Bangka dan memicu dendam sang guru. Mungkin memang benar apa kata Soe Hok Gie, 'Guru yang tak tahan kritik boleh masuk keranjang sampah. Guru bukan dewa dan selalu benar. Dan murid bukan kerbau'.
luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com tipscantiknya.com kumpulanrumusnya.comnya.com

.

Info AgenTerpercaya © 2015 Agen Terpercaya IDN