Taka Bonerate, Pesona Surga Biru di Ujung Sulawesi
AGEN INFO CASINO - Ketika mencari tempat untuk berselancar dengan ombak yang menantang ditambah pemandangan biru laut, kebanyakan wisatawan akan datang Bali. Selain sudah lebih dulu populer, Bali memiliki akses yang lebih mudah untuk dicapai dari arah manapun. Padahal ada sebuah destinasi wisata yang tak kalah apik dari Bali. Taka Bonerate, namanya memang jarang terdengar. Maklum tempat itu baru ramai dipromosikan tak lebih dari lima tahun yang lalu.Bagi masyarakat di Sulawesi nama Taka Bonerate mungkin tak asing didengar. Keberadaannya bisa disejajarkan dengan spot wisata lain yang cukup bernama seperti Bunaken atau Wakatobi. Namun Taka Bonerate memiliki keunggulan lain. Ia dikenal sebagai taman laut yang memiliki kawasan atol (pulau karang berbentuk lingkaran) terbesar ketiga di dunia setelah Kwajifein di Kepulauan Marshall dan Suvadiva di Kepulauan Maladewa.
Taka Bonerate berada di Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan. Dalam bahasa Bugis, namanya berarti hamparan karang di atas pasir, mengacu pada istila atol tadi. Ia terdiri dari 18 pulau namun hanya 7 pulau yang dihuni penduduk (suku Bugis dan Bajo), sisanya hanya pulau kosong.
Topografi kawasan ini memang sangat unik dan menarik. Atol yang terdiri dari gugusan pulau-pulau gosong karang dan rataan terumbu yang luas dan tenggelam, membentuk pulau-pulau dengan jumlah yang cukup banyak. Di antara pulau-pulau gosong karang, terdapat selat-selat sempit yang dalam dan terjal. Sedangkan pada bagian permukaan rataan terumbu, banyak terdapat kolam kecil yang dalam dan dikelilingi oleh terumbu karang.
Pada 1992 Taka Bonerate ditetapkan sebagai Taman Nasional. Status itu penting mengingat di sana terdapat sekitar 295 jenis ikan karang dan berbagai jenis ikan konsumsi, 244 jenis moluska, dan 261 jenis terumbu karang dengan 17 famili. Sebagian besar jenis-jenis karang tersebut telah membentuk terumbu karang atol (barrier reef) dan terumbu tepi (fringing reef). Semuanya merupakan terumbu karang yang indah dan relatif masih utuh.
Melimpah ruahnya kekayaan laut membuat kawasan ini menjadi lokasi strategis hunian penduduk. Data terakhir mencatat, total jumlah penduduk mencapai 5.101 jiwa yang tersebar di Pulau Rajuni, Pulau Tarupa, Pulau Latondu, Pulau Jinato, dan Pulau Pasi Tallu. Kebanyakan dari mereka berasal dari suku Bugis dan Bajo yang memang dikenal sebagai orang laut.
Bagi kamu yang suka dengan olahraga menyelam, Taka Bonerate sepertinya wajib kamu jelajahi. Ada dua titik jelajah bawah laut yang bisa ditengok. Titik pertama adalah sumur ikan. Kawasan ini merupakan satu dari 26 spot diving di Takabonerate yang ramai ikannya. Sumur ikan berada di Taka Lamungan, berlokasi sekitar 1 jam dari Pulau Tinabo Besar. Jadi, sumur ikan merupakan kumpulan beragam jenis ikan laut yang beraneka ragam jenis dan warna. Mereka membentuk bundaran dan memanjang ke bawah seperti suatu sumur.
Titik kedua yang menarik adalah Lembaran Daun di Taka Gantarang. Gugusan karang tersebut bisa ditemui pada kedalaman 5-12 meter dengan jarak pandang 10 meter. Bila dilihat dari atas seperti daun biasa namun ketika kamu sejajar dengannya maka terlihat seperti meja besar. Ukurannya mencapai 2×3 meter bewarna hijau dan merah.
Satu hal lagi keunikan Taka Bonerate yang mungkin tidak kamu jumpai di tempat lain. Di Pulau Tinabo Besar terdapat bayi ikan hiu berenang-renang di pesisir pantai. Tak perlu takut mendekatiknya karena bayi hiu itu cukup jinak. Jika ada manusia, bayi hiu itu akan menjauh. Pulau Tinabo Besar memang jadi tempat hiu menaruh bayinya. Setelah beberapa bulan atau sudah sebesar paha manusia, bayi hiunya sudah besar dan akan berenang ke lautan lepas.
Hanya satu kendala dari Taman Nasional Taka Bonerate yakni lokasi yang cukup jauh. Untuk mencapainya, kamu harus naik mobil dulu selama 6 jam ke Bulukumba dan lanjut 2 jam naik kapal ke Kepulauan Selayar. Dari situ, ada operator tur yang menyewakan kapal atau langsung ke Pelabuhan Kota Benteng selama 4 jam perjalanan. Total perjalanan adalah 12 jam. Bukan waktu yang sebentar.
Tertarik ke sana? Datanglah pada saat musim Timur. Tepatnya pada bulan Mei, Oktober dan November. Saat itu cuaca tengah bagus dan laut sedang bersih. Sebaliknya musim Barat adalah waktu yang kurang tepat untuk berkunjung ke Takabonerate. Cuaca sedang buruk yang mana hujan dan angin kencang. Belum lagi banyaknya sampah laut yang terbawa ke sana.