Ujung Kulon, Destinasi Wisata Alam Di Penghujung Tahun
AGEN INFO CASINO - Ingin kemana kamu akhir tahun ini? Bagi yang tinggal di Jakarta, Taman Nasional Ujung Kulon sepertinya bisa jadi pilihan destinasi wisata yang menarik, khususnya buat kamu yang suka dengan suasana alam. Kawasan ini berada di Kecamatan Sumur dan Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang, Banten.Pada 1991, Ujung Kulon resmi menyandang nama Taman Nasional. Ia jadi yang pertama di antara 26 Taman Nasional yang dimiliki Indonesia. Tak hanya itu UNESCO juga menjadikannya warisan dunia karena wilayahnya mencakupi hutan lindung yang sangat luas. Sampai saat ini kurang lebih 50 sampai dengan 60 badak hidup di habitat ini.
Jika berkunjung ke tempat ini setidaknya kamu bisa menemukan 7 tempat luar biasa khas Ujung Kulon. Apa saja itu?
Padang Cidaon
Sebelah Barat Taman Nasional Ujung Kulon terdapat hamparan padang rumput yang luas. Namanya Padang Pengembalaan Cidaon. Dengan luas mencapai 4 hektar, padang rumput ini menjadi wahana tempat satwa-satwa mencari makan serta berkumpul. Satwa seperti sapi, banteng, kerbau, bahkan burung merak hingga badak bercula satu selalu datang ke padang rumput ini. Namun untuk badak sudah sangat jarang terlihat karena semakin langkanya binatang yang satu ini.
Biasanya mulai pukul 06.00 WIB hingga jam 17.00 petang satwa-satwa ini dengan mudahnya disaksikan. Jika keadaan memungkinkan, para pengunjung juga bisa menyaksikannya lebih dekat.
Padang Rumput Cibunar
Bukan hanya di padang rumput Cideon, di padang rumput Cibunar juga kamu akan dimanjakan oleh ratusan flora dan fauna yang akan membuat perjalananmu semakin menyenangkan. Cahaya kuning keemasannya semacam sihir Tuhan yang bisa membuatmu lupa untuk pulang. Buat kamu yang membawa anak-anak sebaiknya tidak ke tempat ini karena medan perjalanan ke sana yang agak licin dan curam.
Pulau Peucang
Penamaan Pulau Peucang ini menurut sejarahnya diambil dari nama sebuah hewan yang sejenis dengan siput yang banyak di temukan di wilayah pantai Peucang ini. Hewan tersebut banyak disebut dengan istilah “mata peucang”. Namun jika dikaitkan dengan istilah “peucang” dalam bahasa sunda artinya menjadi kancil.
Pulau Peucang terletak tidak jauh dari pesisir Provinsi Banten. Letaknya di selat Panaitan yang masih masuk ke dalam wilayah Pandeglang Banten. Luas pulau ini hanya sekitar 450 hektar.
Kepulauan Hendeuleum
Spot paling terkenal di kawasan ini adalah Sungai Cigenter. Mereka yang pernah datang ke sini biasa menyebutnya Sungai Amazon Indonesia. Jika kamu tertarik menyusuri pantai ini, kamu bisa menggunakan jasa perahu dayung kecil atau yang lebih dikenal dengan nama kano (canoeing) yang sudah dilengkapi para rangers handal. Konon, sungai yang berada diantara hutan bakau dan hutan hujan ini dihuni oleh berbagai jenis satwa, seperti; ikan, kepiting, buaya dan ular.
Pemandian Air Panas Cibiuk
Jika sudah capek dan badan terasa pegal mampir lah ke sini. Sempatkan untuk mandi di pemandian air panas Cibiuk. Letaknya sekitar 2 KM dari desa Tamanjaya. Tempat ini cukup ramai diburu para wisatawan, terlebih saat akhir pekan. Pemandian air panas ini dipercaya bisa menyembuhkan berbagai penyakit, salah satunya adalah penyakit kulit.
Pulau Panaitan
Pulau Panaitan merupakan salah satu daerah surfing terbaik di dunia, dan salah satu yang paling menarik jika kamu datang berselancar di Panaitan adalah kamu juga akan memiliki pengalaman safari. Ia terdiri dari dari hutan yang masih asli dengan kehidupan liar seperti rusa, monyet, sapi, macan tutul hitam, phyton dan berbagai kehidupan jenis burung. Beberapa jenis buaya air tawar dan kadal raksasa juga bisa ditemui disini.
Garis pantai Pulau Panaitan yang dihiasi dengan pantai pasir yang luas secara alami menciptakan beberapa lokasi wisata selam scuba untuk menikmati terumbu karang dan menciptakan gelombang ombak yang hebat untuk para peselancar. Ombak di Panaitan, Jawa Barat ini benar-benar sempurna dan termasuk dari beberapa ombak yang terbaik di Indonesia.
Curug Cikacang
Curug Cikacang berada di dalam kawasan resort Legon Pakis, SPTN II Hendeuleum. Tak banyak wisatawan yang tahu tentang keberadaan curug ini. Akses yang sulit dan berada di dalam kawasan rimba hutan Gunung Honje membuat curug Cikacang menjadi habitat alami yang ideal bagi satwa Owa Jawa (Hylobates moloch). Untuk mencapai curug ini, kami harus berjalan sejauh 7 kilometer dari akses jalan terdekat atau sekitar 2,5 jam berjalan kaki.