Apa yang Harus Dilakukan Ketika Anak Mulai Mengenal ‘Dimensi’ Lain?
AGEN INFO CASINO - Sejak kecil kamu pasti sering mendengar tentang mitos atau cerita tentang hantu, jin, atau setan? Apakah kamu percaya bahwa mahluk seperti itu benar-benar ada? Banyak yang percaya, tapi tidak sedikit yang memilih mengabaikannya atau bahkan menertawakannya. Mereka yang percaya mengaku pernah setidaknya satu kali bertemu, melihat, atau mendengar kehadiran mahluk gaib dari dimensi lain.Benarkah mahluk gaib dari dimensi lain itu nyata dan ada? Pilihan ada di antara pembaca untuk mempercayainya atau tidak. ahloo sendiri sih hal seperti itu mahluk dari dimensi lain yang tak kasat mata itu benar-benar ada. Memang tak semua orang bisa melihatnya namun bila mau jujur, sebenarnya setiap orang memiliki kemampuan untuk melihat atau merasakannya terutama anak-anak.
Kita pasti sering mendengar bagaimana seorang anak memiliki kepekaan yang lebih besar dibandingkan orang dewasa. Usia 0-5 tahun dianggap sebagai usia yang pas untuk mereka mengenal dimensi lain alias mahluk gaib. Ada beberapa teori yang menjelaskan fenomena ini.
Teori pertama meyakini bahwa setiap manusia dianugerahi untuk melihat mahluk gaib sejak lahir. Saat itu seorang anak belum terpengaruh persepsi bahwa mahluk gaib begitu menyeramkan dan menakutkan sehingga otak mereka mampu menangkap gelombang dari dimensi lain tersebut. Seiring bertambahnya umur, otak dan pengetahuan si anak pun menyesuaikan dengan kondisi dimana ia tumbuh. Kebanyakan dari mereka tak lagi mampu melihat ketika dewasa namun tak sedikit yang tetap memiliki kemampuan itu.
Teori kedua dilihat dari perspektif ilmu biologi. Ilmu pengetahuan membuktikan bahwa ketika bayi, seorang anak hanya bisa melihat 380 mm spektrum elektromagnetik yang merupakan kisaran gelombang sinar UV atau infra merah. Nah, kebanyakan mahluk dari dimensi lain bergerak dalam bentuk gelombang seperti ini.
Teori ketiga yang paling bisa diterima kebanyakan masyarakat di Indonesia adalah bayi yang baru lahir memiliki semacam roh suci yang mampu berinteraksi dengan roh lainnya. Itulah mengapa banyak orangtua sering melihat anak mereka tersenyum sendiri, menangis, atau bermain sendiri seakan ada ‘seseorang’ di sekitarnya.
Biasanya anak-anak yang hingga usia remaja atau bahkan dewasa masih memiliki kemampuan melihat sosok dari dimensi lain disebut sebagai anak indigo. Dalam istilah ilmiahnya, indigo bisa juga disebut Extra Sensory Perception (ESP).
Zen F Hawka, penulis buku Misteri Indra Keenam pada Anak mangatakan kemampuan ESP sebenarnya terdapat pada semua orang tergantung apakah ia melatihnya untuk lebih peka atau tidak. Cara melatih ESP adalah dengan menajamkan lima indera lain; penglihatan, penciuman, peraba, pendengaran, dan pengecap. Seringkali tanda-tanda awal ESP seperti itu diabaikan.
Zen F Hawka mencontohkan kemampuan ESP yang sering diabaikan seperti; mimpi yang tiba-tiba menjadi kenyataan, merasa ada sesuatu di sekitarnya dan tiba-tiba merasa merinding atau bulu romanya berdiri, padahal ia tahu saat itu sedang sendirian, merasa diperhatikan oleh seseorang dari kejauhan, padahal pada saat itu tidak ada seorang pun yang memperhatikan keberadaan dirinya, deja vu, yaitu merasa seolah-olah apa yang terjadi pada saat itu pernah ia alami sebelumnya, dan saat memperhatikan suatu benda dalam waktu cukup lama tanpa berkedip, akan muncul cahaya yang menyelimuti benda tersebut.
Pengalaman semacam ini merupakan bagian dari wujud potensi ESP yang masih belum diasah. Namun banyak juga yang sengaja menghilangkan atau mengabaikan karena ketidaktahuan atau ketidakpedulian.
Lalu apa yang sebaiknya dilakukan pada anak kita? Jika memang kemampuan mereka cukup mengganggu aktivitas di keseharian, ada baiknya dikonsultasikan pada pakar psikologi dan metafisika. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa mengenalkan mereka pada dimensi lain bisa membantu perkembangan jiwa anak. Setidaknya si anak sadar bahwa Yang Maha Kuasa tak hanya menciptakan manusia, hewan, atau tumbuhan sebagai penghuni di semesta ini. Kelak si anak pun dapat menghargai apapun ciptaan Tuhan.