Hasil Studi: Idealnya Waktu Bekerja Maksimal 4 Hari Dalam Seminggu
Pakar psikologi kerja, K. Anders Ericsson melakukan beberapa percobaan untuk membuktikan bahwa seseorang hanya bisa produktif dalam bekerja selama 4-5 jam per hari. Setelah itu performa mereka akan datar atau bahkan menurun.
“Jika memaksakan seorang karyawan untuk bekerja lebih banyak dari waktu produktif mereka itu sama membuat mereka memiliki kebiasaan buruk seperti malas dan tidak bergairah. Parahnya, kebiasaan seperti itu sering terjadi di waktu-waktu produktif mereka,” kata Ericsson.
Cerita yang sama diungkapkan Reusser Design, perusahaan pengembang web. Nate Reusser, pendiri sekaligus pimpinan perusahaan menggunakan sistem kerja 4 hari dalam seminggu sejak 2013. Menurutnya, karyawan seringkali kehilangan ide dan gairah ketika masa liburan mereka sedikit.
Ericsson mengatakan metode seperti ini bukan hanya berlaku bagi karyawan profesional namun juga para siswa yang masih duduk di bangku sekolah. Dalam sebuah eksperimen, dia menerapkan sistem sekolah 4 hari seminggu pada kelas 4 dan 5 di sebuah sekolah dasar di Colorado. Hasilnya menakjubkan. Pada kelas membaca dan matematika, nilai siswa meningkat 6 sampai 12 persen dibanding kelas yang tidak menerapkan sistem itu.
Pada 2008 ketika Amerika Serikat sedang dilanda krisis, mantan Gubernur Utah, Jon Huntsman menerapkan sistem ini bagi pegawai negeri di wilayahnya. Para karyawan hanya bekerja 4 hari dalam namun dengan durasi 10 jam kerja per hari.
Kebijakan tersebut ternyata bukan hanya mengurangi biaya perawatan gedung, listrik, air, dan perlengkapan kantor lainnya namun juga meningkatkan moral para karyawan. Mereka begitu menikmati waktu libur tambahan di akhir pekan dimana mereka bisa bersantai bersama keluarga atau orang yang mereka cintai.
