Fakta wasit wanita yang memimpin Piala Super Eropa
AGEN JUDI ONLINE - Gelaran Piala Super UEFA telah usai Kamis (15/8) dinihari dengan kemenangan Liverpool atas Chelsea. Hasil imbang 2-2 hingga akhir extra time membuat kedua klub harus menentukan gelar juara melalui adu penalti. Hasilnya, The Reds mengungguli The Blues dengan skor 5-4.Laga yang mempertemukan juara Liga Champions dan juara Liga Europa musim lalu ini digelar di Istanbul, Turki. Selain laga yang berlangsung sengit, wasit pertandinganpun berhasil mencuri perhatian publik. Pasalnya, wasit dan dua hakim garis yang memimpin pertandingan tersebut adalah seorang wanita.
Wasit perempuan Stephanie Frappart diketahui menjadi pengadil dalam pertandingan Liverpool vs Chelsea di final Piala Super Eropa tersebut. Stephanie Frappart berhasil mencatatkan sejarah untuk ketiga kalinya dalam empat bulan ini.
Wasit asal Prancis tersebut menjadi wasit wanita pertama yang memimpin pertandingan sepak bola besar Eropa. Meskipun ini bukan kali pertama ia memimpin laga besar, namun untuk pertandingan sepak bola pria sekelas Piala Super Eropa, kesempatan ini adalah pertama kali untuknya.
Sebelumnya, Stephanie Frappart pernah memimpin pertandingan final Piala Dunia Wanita antara USA vs Belanda pada Juli lalu. Pengalamannya menjadi wasit Women's World Cup ini membuatnya tak ragu saat didaulat mengadili pertandingan final Piala Super Eropa. Dirinya tak gentar dan tak merasa tertekan meskipun diminta memimpin pertandingan besar.
"Kami tidak takut dengan pertandingan ini, karena kami selalu siap untuk semua pertandingan," ungkap Frappart jelang pertandingan final Piala Super Eropa seperti dikutip dari CNN, Kamis (15/8).
Menjadi wasit perempuan pertama yang masuk ke jajaran wasit elit Prancis, Frappart tak menganggap bahwa menjadi wasit untuk pertandingan pria lebih sulit baginya. Ia justru menjelaskan bahwa setiap pertandingan sepak bola itu sama saja.
"Aku pikir tak ada yang berbeda, karena sepak bola adalah sama. Menjadi wasit itu sama saja, sepak bola sama saja, aku akan melakukan hal yang sama dengan yang aku lakukan di sepak bola perempuan," jelasnya.
Frappart sendiri telah memulai kariernya sebagai wasit sejak 13 tahun lalu. Dirinya juga bisa bermain sepak bola, namun ia juga menyatakan keinginan untuk mempelajari peraturan-peraturan dalam pertandingan.
"Aku bermain sepak bola, tapi aku juga ingin belajar soal peraturan pertandingan. Aku mulai belajar sebagai pengadil, dan aku tetap bermain bola. Namun hal itu hanya berlangsung sampai usiaku 20 tahun, setelahnya aku harus membuat keputusan. Saat itu sepak bola wanita belum seutuhnya terbangun, karena itu aku memilih untuk menjadi wasit," ujar Frappart seperti dikutip dari laman UEFA.
Presiden UEFA, Aleksander Ceferin juga menyatakan kekagumannya pada Stephanie Frappart yang berhasil memimpin pertandingan final Piala Super Eropa dengan sangat baik.
"Saya harap kemampuan dan dedikasi yang ditunjukkan Stephanie sepanjang kariernya untuk mencapai tingkat ini bisa menjadi inspirasi bagi jutaan perempuan Eropa, serta menunjukkan kepada mereka tak ada penghalang untuk meraih impian," ungkap Aleksander dalam situs resmi UEFA.