Pakar Ungkap Potensi Mengerikan Virus Corona, Korban Jiwa Tembus 1.700 Orang
AGEN TERPERCAYA IDN - Wabah virus Corona masih menjadi momok menakutkan bagi sebagian besar orang di seluruh penjuru dunia. Pasalnya sampai hampir dua bulan sejak pertama kali dikonfirmasi, virus ini belum menemukan "lawan" yang sepadan.
Peneliti dan ahli medis di berbagai penjuru dunia berpacu dengan waktu untuk menemukan vaksin penangkal virus tersebut. Dan seolah itu belum cukup, rupanya virus yang baru-baru ini dinamai sebagai COVID-19 tersebut masih menyimpan sejumlah potensi menakutkan.
Potensi inilah yang diungkap oleh sejumlah pakar kesehatan. Salah satunya Kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, Dr Robert Redfield.
Dalam pernyataan terakhirnya, Redfield menyebut pihaknya tengah menyiapkan skenario terburuk dari wabah ini. Sebab menurutnya wabah virus sedang dalam fase yang agresif.
Mengerikannya lagi, sejauh ini belum ada pengetahuan memadai soal virus yang masih bersaudara dengan penyebab SARS dan MERS tersebut. Oleh karena itu, Redfield meyakini masih ada potensi mengerikan Corona yang belum terkuak, yakni peluangnya untuk "menemani" dunia sepanjang tahun 2020.
"Kita tidak punya cukup pengetahuan soal virus ini," ujar Redfield kepada CNN, Kamis (13/2).
"Virus ini mungkin akan tetap ada sepanjang musim, sepanjang tahun.Dan saya pikir, suatu saat nanti, virus ini akan menemukan 'basis' dan menjadi epidemi di suatu komunitas penduduk."
Hal senada juga diungkap oleh Guru Besar Epidemiologi Harvard School of Public Health, Profesor Marc Lipsitch. Sang guru besar menyebut virus ini bukanlah masalah yang akan berakhir dalam hitungan pekan. Apalagi keganasan virus ini cukup menuai perhatian.
"Wabah virus Corona bukanlah masalah global yang akan berakhir dalam satu atau dua minggu. Yang membuat wabah ini lebih sulit dikontrol, virusnya bisa menular sebelum kamu menunjukkan gejala," terang Lipsitch, Selasa (11/2).
"Sepertinya kita harus bersiap untuk musim flu yang lebih buruk," imbuh Lipsitch, dilansir dari media lokal Harvard, Senin (17/2). "Bahkan yang terburuk di masa modern," katanya dilansir dari wowkeren.com.
Tampaknya pernyataan para peneliti ini patut diwaspadai. Apalagi karena informasi terbaru menyebut virus ini sudah menginfeksi lebih dari 71 ribu orang di seluruh dunia. Dari kasus tersebut, sebanyak 1.775 diantaranya meninggal dunia, sedangkan 10.973 lainnya disebut berhasil sembuh.