Kimchi Korea Utara Akan Diberikan Status Warisan Budaya UNESCO
Ilustrasi: Thinkstock
IGN- Selama ini Korea Utara jarang terdengar mendapat penghargaan internasional. Namun UNESCO berencana beri status warisan budaya pada pembuatan kimchi Korea Utara.
Laporan BBC (24/11) menyebut UNESCO diharapkan akan memberi status Warisan Budaya Tak Benda (Intangible Cultural Heritage) pada Korea Utara. Status tersebut diberikan badan kebudayaan PBB pada produksi dan konsumsi kimchi Korea Utara, disamping makanannya.
Dalam nominasi resminya, UNESCO mengatakan tradisi pembuatan kimchi merupakan bagian penting dalam kehidupan masyarakat Korea. Manifestasinya dapat dilihat pada tiap penduduk dan musim. Komunitasnya mencakup semua warga Korea.
Menurut UNESCO, orang Korea secara tradisional berkumpul pada akhir November dan awal Desember. Mereka membuat banyak kimchi sampai bisa mencukupi kebutuhan selama musim dingin yang panjang.
"Tradisi ini berkontribusi pada kesatuan sosial dan lainnya, sebab prakteknya melibatkan seluruh masyarakat termasuk tetangga, keluarga, desa, organisasi dan wilayah yang membentuk komunitas. Masyarakat Korea berbagi pengalaman diantara mereka untuk membuat Kimchi enak berdasarkan musim, sambil saling membantu dengan bahan baku dan persiapannya," terang UNESCO dalam dokumen nominasi, seperti dilansir dari BBC.
Nominasi teknik pembuatan kimchi Korea Utara diharapkan bisa disetujui minggu depan.
Adapun kimchi Korea Selatan sudah lebih dulu mendapat status serupa dari UNESCO. Pemerintah Korea Selatan mengajukan aplikasinya sejak tahun 2013.
Fermentasi sawi bercitarasa asam pedas itu memang dikonsumsi kedua negara tiap harinya. Kurangnya cabai di Korea Utara membuat rasa kimchinya lebih ringan dibanding kimchi merah dari Korea Selatan.
Begitu pentingnya sajian ini membuat pemerintah Korea Selatan dulu sempat mensubsidi harga sawi saat harga melonjak tinggi.
Laporan BBC (24/11) menyebut UNESCO diharapkan akan memberi status Warisan Budaya Tak Benda (Intangible Cultural Heritage) pada Korea Utara. Status tersebut diberikan badan kebudayaan PBB pada produksi dan konsumsi kimchi Korea Utara, disamping makanannya.
Dalam nominasi resminya, UNESCO mengatakan tradisi pembuatan kimchi merupakan bagian penting dalam kehidupan masyarakat Korea. Manifestasinya dapat dilihat pada tiap penduduk dan musim. Komunitasnya mencakup semua warga Korea.
Menurut UNESCO, orang Korea secara tradisional berkumpul pada akhir November dan awal Desember. Mereka membuat banyak kimchi sampai bisa mencukupi kebutuhan selama musim dingin yang panjang.
"Tradisi ini berkontribusi pada kesatuan sosial dan lainnya, sebab prakteknya melibatkan seluruh masyarakat termasuk tetangga, keluarga, desa, organisasi dan wilayah yang membentuk komunitas. Masyarakat Korea berbagi pengalaman diantara mereka untuk membuat Kimchi enak berdasarkan musim, sambil saling membantu dengan bahan baku dan persiapannya," terang UNESCO dalam dokumen nominasi, seperti dilansir dari BBC.
Nominasi teknik pembuatan kimchi Korea Utara diharapkan bisa disetujui minggu depan.
Adapun kimchi Korea Selatan sudah lebih dulu mendapat status serupa dari UNESCO. Pemerintah Korea Selatan mengajukan aplikasinya sejak tahun 2013.
Fermentasi sawi bercitarasa asam pedas itu memang dikonsumsi kedua negara tiap harinya. Kurangnya cabai di Korea Utara membuat rasa kimchinya lebih ringan dibanding kimchi merah dari Korea Selatan.
Begitu pentingnya sajian ini membuat pemerintah Korea Selatan dulu sempat mensubsidi harga sawi saat harga melonjak tinggi.