Wanita Ini Tetap Menari Hip Hop Meski sedang Hamil 27 Minggu
Foto: youtube
IGN, Christina Litle (28) sudah menari hip hop sejak usianya 5 tahun. Bahkan, saat kehamilan anak pertama dan keduanya, Litle tetap mengajar tarian hip hop. Pun kini ketika ia sedang mengandung anak ketiganya.
Di usia kehamilan 27 minggu, Litle tetap semangat dan enerjik melakukan gerakan hip hop, salah satunya mengayunkan tubuhnya. Seperti biasa, apa yang ia lakukan, lantas diunggahnya ke YouTube. Melihat aksi Litle, tak sedikit orang yang berdecak kagum dan salut. Tapi, ada pula yang berkomentar miring karena menganggap apa yang dilakukan Litle bisa membahayakan bayinya.
"Saya sudah mengonsultasikannya ke dokter dan gerakan hip hop yang saya lakukan menurut saya tidak hanya aman tetapi membuat tubuh saya tetap prima dan lebih siap untuk proses persalinan. Kita juga bisa melihat selama ini banyak wanita yang masih bekerja bahkan di hari akhir kehamilannya," tutur Litle kedapa Inside Edition.
Apalagi, Litle mengatakan jika di dua kehamilan sebelumnya, ia tetap menari hip hop dan kedua anaknya lahir dengan selamat dan sehat. Ia pun selama ini rutin memeriksakan kehamilannya. Sehingga, Litle yakin jika apa yang ia lakukan tidak membahayakan janinnya.
Sementara, beberapa orang ada yang berkomentar bahwa apa yang dilakukan Litle amat berbahaya, apalagi jika ia tiba-tiba terjatuh. Pengguna lain mengatakan apa yang dilakukan Litle bisa memicu baby shaken syndrome pada si janin. Kemudian, ada pula yang berkomentar gerakan seperti yang dilakukan Litle bisa melepaskan plasenta dari tali pusar.
Dihubungi detikHealth pada Senin (23/11/2015), dr Hari Nugroho SpOG dari RSUD Dr Soetomo mengatakan belum ada penelitian bahwa menari hip hop bisa membuat plasenta lepas. Hal terpenting, menurut dr Hari, jika ibu hamil hendak olahraga atau melakukan aktivitas tertentu, pastikan dulu bahwa kehamilannya aman dan konsultasikan ke dokter sebelumnya.
"Pastikan kehamilan aman dulu. Intensitas olahraga juga coba dulu mulai dari yang dosisnya rendah lalu ditingkatkan pelan-pelan. Penting diingat kehamilan satu dengan yang lainnya beda-beda, jangan samakan. Bahkan anak pertama dengan berikutnya juga beda," kata dr Hari.
Di usia kehamilan 27 minggu, Litle tetap semangat dan enerjik melakukan gerakan hip hop, salah satunya mengayunkan tubuhnya. Seperti biasa, apa yang ia lakukan, lantas diunggahnya ke YouTube. Melihat aksi Litle, tak sedikit orang yang berdecak kagum dan salut. Tapi, ada pula yang berkomentar miring karena menganggap apa yang dilakukan Litle bisa membahayakan bayinya.
"Saya sudah mengonsultasikannya ke dokter dan gerakan hip hop yang saya lakukan menurut saya tidak hanya aman tetapi membuat tubuh saya tetap prima dan lebih siap untuk proses persalinan. Kita juga bisa melihat selama ini banyak wanita yang masih bekerja bahkan di hari akhir kehamilannya," tutur Litle kedapa Inside Edition.
Apalagi, Litle mengatakan jika di dua kehamilan sebelumnya, ia tetap menari hip hop dan kedua anaknya lahir dengan selamat dan sehat. Ia pun selama ini rutin memeriksakan kehamilannya. Sehingga, Litle yakin jika apa yang ia lakukan tidak membahayakan janinnya.
Sementara, beberapa orang ada yang berkomentar bahwa apa yang dilakukan Litle amat berbahaya, apalagi jika ia tiba-tiba terjatuh. Pengguna lain mengatakan apa yang dilakukan Litle bisa memicu baby shaken syndrome pada si janin. Kemudian, ada pula yang berkomentar gerakan seperti yang dilakukan Litle bisa melepaskan plasenta dari tali pusar.
Dihubungi detikHealth pada Senin (23/11/2015), dr Hari Nugroho SpOG dari RSUD Dr Soetomo mengatakan belum ada penelitian bahwa menari hip hop bisa membuat plasenta lepas. Hal terpenting, menurut dr Hari, jika ibu hamil hendak olahraga atau melakukan aktivitas tertentu, pastikan dulu bahwa kehamilannya aman dan konsultasikan ke dokter sebelumnya.
"Pastikan kehamilan aman dulu. Intensitas olahraga juga coba dulu mulai dari yang dosisnya rendah lalu ditingkatkan pelan-pelan. Penting diingat kehamilan satu dengan yang lainnya beda-beda, jangan samakan. Bahkan anak pertama dengan berikutnya juga beda," kata dr Hari.