4 Teroris ingin menyerang kantor Polda Metro!
Mojokerto - Tim Densus 88 meringkus 4 orang terduga teroris jaringan kelompok Jemaah Islamiyah. Polisi menyebut mereka bakal melakukan serangkaian aksi teror pada malam Natal dan tahun baru. Salah satu sasarannya adalah Polda Metro Jaya di Jakarta.
"Yang sudah disebutkan dalam percakapan kelompok ini salah satu sasaran mereka ada Polda Metro Jaya," kata Kapolres Mojokerto, AKBP Budhi Herdi Susianto kepada wartawan, Minggu (20/12/2015).
Informasi itu, menurut Budhi, diperoleh tim Densus 88 antiteror setelah menganalisa percakapan kelompok teroris ini. "Tim Densus menemukan percakapan mereka. Mereka mempunyai email khusus yang hanya bisa diakses mereka. Tapi tim Densus sudah mendapati dan menganalisa itu," ujarnya.
Selain markas Polda Metro Jaya, lanjut Budhi, kelompok teroris jaringan Jemaah Islamiyah ini juga akan menyasar gereja saat perayaan Natal berlangsung. Markas kepolisian dan TNI juga disinyalir menjadi incaran kelompok teroris ini.
Menurut dia, indikasi itu dibuktikan dengan penemuan rangkaian elektronik yang diduga akan digunakan sebagai rangkaian bom. "Tim menemukan rangkaian-rangkain elektronik. Itu akan dicocokkan dengan rangkaian di setiap TKP. Kemungkinan merupakan senjata yang akan mereka gunakan untuk melakukan penyerangan," ungkapnya.
Tak hanya itu, menurut Budhi, kelompok teroris yang mayoritas berasal dari Jawa Tengah ini disebut-sebut sudah menyiapkan calon 'pengantin' atau pelaku bom bunuh diri.
"Pengantin-pengantin yang sudah disiapkan juga masuk dalam pengamatan kami. Mereka banyak belajar dari pengalaman-pengalaman teror tak hanya di Indonesia tapi juga di luar negeri. Teror yang terjadi di Paris juga dalam analisa mereka. Sehingga bisa saja cara itu diadopsi mereka," tandasnya.
3 orang anggota kelompok teroris jaringan Jemaah Islamiyah ini diringkus tim Densus 88 Mabes Polri di Jalan Empunala 78 Kota Mojokerto, Sabtu (19/12) malam. Mereka adalah Indraji Idham Wijaya (28) asal Banyumas, M Choirul Amin (38) asal Semarang, dan Bambang Sugito (40) alias Teguh alias Basuki asal Magelang. Seorang terduga teroris lainnya diringkus di Kabupaten Gresik berinisial JA.
M Choirul Amin alias Bravo (38) merupakan pentolan kelompok teroris jaringan Jemaah Islamiyah. Pria asal Dusun Gumuk RT 5 RW 5, Desa Jetis, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah ini ahli merakit senjata api.
"Dalam struktur organisasi JI (Jemaah Islamiyah), salah satu dari 3 orang yang ditangkap di Mojokerto mempunyai peranan yang besar. Mereka bisa memberikan target ke jaringan. Yang posisi Top itu yang bernama Bravo," kata terang Budhi.
Sejak Agustus 2015, Bravo diketahui mengontrak sebuah rumah di Desa/Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Di rumah milik Antok itu, pria asal Semarang ini tinggal istrinya, Linda H P serta 5 orang anaknya.
Rumah yang disewa Bravo tak luput dari penggeledagan tim Densus 88 Mabes Polri. Dibantu tim Gegana Polda Jatim, tim antiteror menemukan barang bukti berupa satu set komputer, sebuah laptop, 2 hardisk, 1 set stempel palsu, sebuah handphone Smartfren, 3 kardus HP Samsung, 2 buah pisau, 2 lembar surat keterangan pindah palsu, serta buku panduan berjihad.
Menurut Budhi, Bravo dan kelompoknya merupakan jaringan Jemaah Islamiyah yang berafiliasi dengan Al Qaeda. Kelompok ini disinyalir menyiapkan serangkaian aksi teror ke greja pada perayaan Natal dan tahun baru.
"Modusnya kelompok ini bahan-bahan itu sengaja dipencar untuk menghindari endusan polisi dan tim Densus. Namun, tim terus melakukan penelusuran untuk mencegah aksi teror terjadi," pungkasnya.
Bravo ditangkap tim Densus 88 Mabes Polri bersama 2 anggotanya di Rumah Terapi Jalan Empunala 78 Kota Mojokerto, Sabtu (19/12) malam. Penyergapan dilanjutkan ke Driyorejo, Gresik. Di lokasi ini, tim antiteror menangkap seorang pria berinisial JA.
Selain Bravo dan JA, 2 anggota kelompok teroris ini adalah penyewa rumah di Jalan Empunala, Indraji Idham Wijaya (28) asal Banyumas, Bambang Sugito (40) alias Teguh alias Basuki asal Magelang yang mengontrak rumah di Dusun Sambiroto, Desa Mlaten, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto.