Bagaimana PSSI menyikapi hilangnya ketum mereka
Agen Terpecaya
Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) seolah tak henti dihantam masalah. Konflik dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) yang tak kunjung selesai kini bertambah berat seiring menghilangnya Sang Ketua Umum, La Nyalla Mattalitti.
La Nyalla saat ini menjadi tersangka kasus dugaan korupsi dana hibah Rp5 miliar di Kadin Jawa Timur. Ia tak berada di rumah ketika pihak kejaksaan tinggi hendak menjemput paksa. Tersiar kabar pria asal Makassar itu berada di luar negeri.
Menghadapi masalah ini, anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Toni Apriliani, memberikan respons. Dia mengatakan tetap akan menunggu proses hukum yang akan dijalani oleh La Nyalla ke depannya. Sebab, asas praduga tak bersalah wajib dikedepankan.
"Seandainya Pak Nyalla ingin mengurus masalah dan ingin menyerahkan urusan PSSI ke wakilnya, yah itu urusan Ketua Umum. Kita Exco kan sudah punya tugas masing-masing," kata Toni saat dihubungi VIVA.co.id, Selasa 29 Maret 2016.
Terkait wacana digelarnya Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI, Toni sekali lagi menegaskan sikap. Menurutnya, masalah itu sepenuhnya tergantung dengan suara-suara dari anggota PSSI.
Jika memang ada keinginan itu, maka Exco tidak bisa menolaknya. "Kalau KLB kan mesti ada permintaan dari voter. Selama itu memenuhi persyaratan, Exco tidak bisa menolak hal itu," tegasnya.
Yang jelas, Toni memastikan segala urusan organisasi saat ini berjalan dengan normal. "Menurut hemat saya, ada Pak Nyalla atau tidak kita semua jalan biasa saja, tidak ada masalah," tuturnya. (one)