Pertama Dalam Sejarah, Wanita Berhijab Tampil di Majalah Playboy
AGEN INFO CASINO - Kalau selama ini kamu mengenal Playboy sebagai majalah yang doyan memasang tubuh-tubuh perempuan seksi tanpa busana, maka sekarang sudah tidak lagi. Sejak 12 Oktober 2015, Playboy memang sudah 'bertobat' dan memutuskan untuk berhenti menampilkan foto-foto vulgar. Setahun sejak keputusan yang bikin fansnya shock, Playboy menampilkan hal yang menghebohkan lagi.
Yap, untuk edisi Oktober 2016 yang bertema Renegades, Playboy justru menampilkan perempuan Muslim berhijab. Pertama kali dalam sejarah, sosok berhijab dalam majalah Playboy itu adalah Noor Tagouri. Tagouri sendiri ialah perempuan berusia 22 tahun yang merupakan jurnalis Newsy. Tagouri memiliki mimpi untuk menjadi pembawa berita berhijab pertama di jaringan TV Newsy. Sosok Tagouri memang sudah menarik perhatian TEDx dan kampanye yang mendukung agar setiap perempuan berani memperlihatkan kepribadian mereka yang berbeda.
"Aku disebut berhasil membuat perubahan jika semua perempuan sadar kalau mereka bisa melakukan apapun yang diinginkan tanpa harus mengorbankan pribadi mereka. Mungkin penampilanku sedikit berbeda. Aku adalah reporter yang selalu mengenakan jilbab dan menutup kepalaku. Tapi sebagai seorang pembaca berita, motivator dan enterpreneur, aku membuka diri untuk ribuan orang," cerita Tagouri mantap.
Nama Tagouri muncul usai sepekan sejak majalah Women's Running menampilkan Rahaf Khatib, pelari perempuan Muslim berjilbab yang tampil di cover edisi Oktober. Bedanya, jika Khatib banjir pujian, Tagouri justru banjir kecaman lantaran tampil di Playboy. Tak sedikit yang menilai Playboy cuma mengeksploitasi sosok perempuan berhijab, seperti dilansir Motto.
Beruntung, Tagouri juga mendapat pembelaan. Di mana mereka yang mendukung menyebut kalau keputusan berani Tagouri adalah bentuk keberanian dan sangat menginspirasi. "Menyebut bahwa majalah Playboy mengatur kehidupan perempuan adalah hal yang sangat munafik di saat ada perempuan Muslim yang punya hak untuk membagi kisahnya. Sedihnya, ini adalah sedikit contoh bagaimana seorang Muslimah punya kebebasan bercerita soal kehidupannya," ungkap Aymann Ismail kepada Slate.
Menanggapi banyaknya pro-kontra, Tagouri memilih untuk tidak menggubris kritikan negatif karena keyakinannya sebagai seorang Muslimah. "Jika kebencian dan hujatan harus dibalas, sebetulnya aku tak punya waktu untuk mengurusi hal itu. Aku selalu mengingatkan diriku sendiri agar tetap fokus bekerja dan mengabaikan orang-orang yang marah di belakang layar komputer."