Piala AFF 2016: Misi Bersejarah Kuartet Timnas Indonesia
AGEN INFO CASINO - Tim nasional (Timnas) Indonesia akhirnya berhasil melangkah ke partai Final Piala AFF 2016 setelah bersusah payah menundukkan Vietnam dalam dua leg lalu. Inilah final yang penuh kejutan karena sebenarnya Indonesia bukanlah tim yang difavoritkan untuk maju sampai ke babak Final. Selama berada di grup penyisihan, Indonesia tidak bermain layaknya tim juara.Entah karena faktor keberuntungan atau bukan, kali ini Timnas Indonesia kembali diuji untuk menciptakan sejarah baru dalam persepakbolaan nasional. Sudah bukan rahasia lagi bawah Indonesia termasuk negara yang langganan maju ke babak final Piala AFF. Sejarah mencatat sejak tahun 2000, sudah lima kali final yang dirasakan oleh Timnas Indonesia. Sayangnya tak ada satupun yang berakhir dengan predikat juara.
Final terakhir pada 2010, Indonesia berhadapan dengan negeri tetangga Malaysia. Dalam dua laga leg babak final, tim Garuda akhirnya harus kalah dengan agregat 4-2. Padahal saat itu, banyak pengamat sepakbola begitu yakin Timnas Indonesia akan membawa piala AFF ke Tanah Air.
Satu-satunya prestasi yang pernah diraih Timnas Indonesia adalah ketika Timnas U-19 berhasil menjuarai Piala AFF 2013. Di bawah asuhan pelatih Indra Sjarif, Timnas Indonesia berhasil menjadi juara setelah mengalahkan Vietnam melalui babak adu pinalti dengan skor 7-6. Evan Dimas Cs kala itu benar-benar menjadi pahlawan muda bagi bangsa ini.
Nah, pada final Piala AFF 2016, lawan Indonesia adalah Thailand. Negara yang sudah 4 kali menjadi juara. Selain berupaya mempertahankan gelar juara, Thailand juga menjadi tim favorit bila melihat performa mereka selama babak penyisihan hingga melaju ke partai final. Apakah Indonesia memiliki kesempatan mengalahkan mereka? kenapa tidak!
Timnas Indonesia setidaknya memiliki 4 pilar di tim utama yang menunjukkan performa bagus selama penyelenggaraan piala AFF. Siapakah mereka?
Kurnia Meiga (Kiper)
Performanya sempat diragukan karena sudah kebobolan sembilan gol. Bukan prestasi yang bagus buat seorang kiper utama memang. Namun bila melihat penampilannya pada laga kedua melawan Vietnam lalu, Meiga layak diharapkan. Setidaknya ada tiga peluang Vietnam di leg kedua kemarin yang berhasil dipatahkannya. Kiper Arema Cronus itu juga tampil tenang di bawah mistar gawang Indonesia saat timnas mendapat tekanan hebat dari para pendukung Vietnam.
Manahati Lestusen (Gelandang Bertahan)
Manahati menjadi pahlawan Indonesia saat berhasil menyamakan kedudukan menjadi 2-2 pada laga melawan Vietnam melalui gol pinaltinya. Ia bertugas menahan gempuran Thailand sebelum masuk ke area pertahanan Indonesia. Manahati bukan sekedar pemain dengan stamina kuat, tapi juga punya kemampuan lebih dalam hal membaca permainan lawan.
Stefano Lilipaly (Gelandang Serang)
Ini dia pemain yang menjadi otak sesungguhnya permainan Indonesia. Terbukti dengan kontribusi besarnya lewat aliran gol dan umpan matang. Dalam laga melawan Thailand nanti, Fano bisa menjadi pemain multifungsi. Jika bertahan, dirinya akan sejajar dengan Boaz Solossa dan membantu mengalirkan bola ke depan melalui serangan balik yang cepat. Tapi jika menyerang dengan keadaan normal atau sesuai dengan skema 4-2-3-1 Riedl, maka Fano harus siap berada di belakang Boaz.
Boaz Salossa (Penyerang)
Dipercaya sebagai kapten adalah hal yang istimewa bagi putra Papua ini. Meski sudah berusia 30 tahun namun skill dan naluri mencetak golnya belum habis. Ia menjadi momok bagi semua bek di Asia Tenggara. tidak ada alasan bagi Alfred Riedl untuk tidak memainkan Boaz. Kehadiran sang kapten di atas lapangan tentu saja akan sangat ampuh untuk memotivasi rekan-rekannya.
Selain 4 kuartet ini, Indonesia masih menyimpan pemain berkualiatas lain seperti Andik Vermansyah dan Rizky Pora yang bermain sebagai gelandang. Timnas Indonesia memang tidak diunggulkan namun bisa saja keberuntungan berpihak pada kita. Ditambah mentalitas untuk memecahkan rekor dan menjadi juara untuk pertama kalinya. Siapa yang menduga bila nasib Indonesia seperti Malaysia pada 2010 lalu.
Selama penyisihan Malaysia tidak tampil terlalu bagus bahkan sempat kalah telak dari Indonesia. Namun ketika bertemu lagi di partai final, Timnas Indonesia dibuat tak berdaya dan memperpanjang rekor sebagi tim nomor dua. Kita sebagai pendukung harus bersatu memberikan doa dan dukungan penuh bagi perjuangan Timnas Indonesia. Siapa tahu dengan menjadi juara Piala AFF, itu akan menjadi alat persatuan bangsa yang mulai retak ini.