Gara-gara tisu, orangtua ini bernasib tragis di tangan anaknya sendiri
AGEN JUDI ONLINE - Kita sebagai anak sudah seharusnya menghormati dan menyayangi kedua orangtua kita. Tetapi berbeda dengan seorang pria yang berasal dari Singapura ini. Pria 37 tahun ini tega memukuli ayah dan ibunya hingga parah hanya karena sebuah tisu.Dilansir dari worldofbuzz.com, Jumat (26/10) Foo Shun Xiang menyuruh ayahnya untuk berkumur di kamar mandi. Setelah keluar dari kamar mandi, ayah yang sudah tua renta ini mengambil sebuah tisu untuk membersihkan mulutnya tetapi tidak sengaja mengusap hidungnya sekalian.
Melihat kejadian itu, sontak Foo mengamuk dan berteriak pada ayahnya. Foo merasa sudah berulang kali menyuruh orangtuanya jangan mengusap mulut dan hidung menggunakan tisu yang sama. Ayahnya tentu takut dengan kemarahan Foo, ayah memilih mundur menuju ke dapur di mana ibunya sedang mencuci piring.
Foo menghampiri dan mulai memukul, menendang ayahnya dengan tiang aluminium sepanjang 1,2 meter hingga ayahnya terbaring di tanah. Foo juga memukul ibunya menggunakan tiang yang sama sampai tongkat itu patah hingga ibunya terluka dan berdarah.
Foo melemparkan tongkat itu ke saluran pembuangan sampah dan meminta orangtuanya untuk mandi dan mencuci darah sementara ia berjalan pergi seolah tidak terjadi apa-apa. Keesokan harinya setelah kejadian itu, ibunya mengeluh bahwa tulang rusuknya sangat sakit. Foo meminta mereka untuk pergi ke rumah sakit dan menyuruh orangtuanya berbohong dengan mengatakan luka tersebut karena diserang perampok.
Ibunya menderita tiga tulang rusuk retak, patah kaki serta memar di kepala, mata dan dada. Sementara itu ayahnya harus dijahit di telinga kirinya, memar dan luka di sekujur tubuhnya.
Pemukulan itu terjadi pada Januari, perawat yang merawat kedua lansia itu curiga dan melaporkan kejadian tersebut ke polisi. Akan tetapi setelah interogasi polisi, kedua orangtua itu mengatakan sebuah kebohongan untuk menutupi kesalahan anaknya karena Foo adalah anak satu-satunya. Mereka ingin melindungi anak yang mereka sayangi tersebut.
Ternyata hal seperti ini bukan pertama kalinya Foo menyerang orang tuanya. Sejak 2009 hingga 2018, dia dilaporkan menyerang mereka samapai empat kali. Ibunya berkata, "Kami takut padanya, tetapi ia adalah anak tunggal kami. Terkadang Foo kehilangan kesabarannya dan tidak dapat mengendalikan emosinya tetapi karena ia adalah putra saya, kami menahan sakit demi dirinya."
Foo yang terbukti bersalah akhirnya ditangkap bulan Oktober dengan dua tuduhan penyerangan dan menyebabkan luka parah kepada orangtuanya. Foo akhirnya mengaku bersalah telah menyebabkan kedua orangtuanya terluka dan ia telah mendapatkan hukumannya 23 Oktober lalu.
Foo sebenarnya telah didiagnosis menderita OCD pada tahun 2009, yang membuat Foo takut dengan kotoran dan kontaminasi. Wakil Jaksa Penuntut Umum Esther Wong mengatakan bahwa meskipun mengetahui hal ini, terdakwa menolak untuk mengambil obat yang diresepkan. "Terdakwa akan memarahi dan memukul orangtuanya jika tidak mematuhi perintahnya," jelasnya.