Ditagih Biaya Listrik Rp7 Juta, HPMT Ribut di Kantor PLN Jeneponto

AGEN TERPERCAYA IDN - Mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Pelajar Mahasiswa Turatea (HPMT) ribut di kantor PLN Jeneponto, Jumat (24/7/2020).

Kericuhan terjadi saat mahasiswa hendak membakar ban bekas. Polisi dari Polres Jeneponto berusaha mencegahnya. Ketegangan sempat terjadi, namun tidak berlangsung lama.

Seorang mahasiswa sempat diamankan. Setelah mediasi, mahasiswa bersangkutan akhirnya dilepaskan.

Ketua HPMT, Herdiawan mengatakan, para pengurus HPMT kaget dengan tindakan sepihak PLN Rayon Jeneponto yang mencabut meteran listrik di sekretariat mereka.

"Kami diwajibkan membayar denda sebesar Rp7 lebih jika ingin melakukan pemasangan kembali meteran listrik. Padaha, kesalahan itu dilakukan PLN sendiri," ujar Herdiawan dalam orasinya, Jumat (24/7/2020).

Dia menegaskan, hal tersebut melanggar Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2009 tentang Perlindungan Konsumen.

"Kami anggap bahwa kepala PLN Jeneponto tidak bekerja secara profesional dan tidak melakukan evaluasi terhadap pegawai atau karyawannya," lanjut dia.

"Kami menilai bahwa tidak transparan pada penyediaan MCB. Termasuk kode temper listrik. Sehingga kami mendesak juga Polres Jeneponto untuk mengungkap kasus tersebut yang sudah terlapor," kata Herdiawan.

Kepala PLN Rayon Jeneponto M Yusron Affandy mengatakan, terjadi dugaan pencurian listrik di sekretariat HPMT.

Sehingga petugas PLN yang datang ke sana langsung mengamankan barang bukti meteran listrik.

"KWH meter sudah kondisi terbebas atau tersambung langsung. Tidak terukur melalui KWH meternya. Belum ada yang ingin mengakui siapa yang mengotak atik KWH-nya," kata dia.

Terkait denda Rp7 juta, menurutnya, sesuai dengan keputusan direksi.

"Hitungannya daya 900 dan pelanggan tersebut harus membayar Rp7 juta lebih. Pelunasannya bisa diangsur," katanya.