Pengakuan Donald Trump yang Ingin Bunuh Presiden Suriah
AGEN TERPERCAYA IDN - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengaku pernah berniat membunuh Presiden Suriah Bashar al-Assad pada 2017.
Akan tetapi, dalam wawancaranya dengan Fox & Friends, Trump menuturkan niatnya dicegah menteri pertahanan saat itu, Jim Mattis.
Trump menerangkan, dirinya sudah mempunyai persiapan untuk membunuh Bashar al- Assad dan tinggal mengeksekusinya.
"Mattis tidak ingin melakukannya. Dia adalah jenderal yang terlalu dilebih-lebihkan performanya. Jadi saya mendepaknya," kata Trump.
Pengungkapan itu memperkuat laporan dari jurnalis veteran AS, Bob Woodward, dalam bukunya "Fear: Trump in the White House" pada 2018.
Saat itu, presiden 74 tahun tersebut ingin melenyapkan Assad setelah dia melancarkan serangan kimia kepada warga sipil pada April 2017.
"Mari kita bunuh dia! Mari kita masuk, dan bunuh semua bajingan itu," kata sang presiden kepada Mattis seperti dituliskan Woodward.
Namun, seperti diberitakan The Guardian saat itu, para pembantunya tahu bahwa langkah tersebut hanya akan memberi dampak buruk ke depannya.
Begitu buku itu beredar, presiden ke-45 AS tersebut langsung membantahnya. "Hal itu sama sekali tak terpikirkan," bebernya pada 5 September 2018.
Dilansir AFP Selasa (15/9/2020), dia melanjutkan tidak menyesali keputusan di mana dia tidak jadi mengeksekusi pembunuhan Assad.
Taipan real estate itu berujar, selama ini dia hanya memandang Bashar al-Assad sebagai sosok tidak baik, hingga dia berambisi untuk membunuhnya.
"Namun Mattis menentangnya. Mattis hampir selalu menentang apa pun yang saya rencanakan tentang itu (Assad)," jelas Trump.
Assad berkuasa di Suriah sejak Juli 2000, di mana pada 2011, negaranya mengalami perang sipil yang terus berlangsung sampai saat ini.
Selama ini, pemerintahannya dituding melakukan kejahatan seperti penyiksaan, eksekusi ekstrayudisial, pemerkosaan, hingga penggunaan senjata kimia.