4 Fakta tentang virus corona varian baru di Inggris menurut ilmuwan
AGEN TERPERCAYA IDN - Beberapa waktu lalu dunia kembali digemparkan bahwa di Inggris ditemukan varian baru dari virus corona. Bahkan virus corona itu dikabarkan sudah mulai menyebar ke beberapa negara lainnya, salah satunya adalah Amerika Serikat.
Virus corona varian baru ini langsung diteliti dan sempat dikatakan memiliki tingkat daya tular 70 kali daripada virus corona sebelumnya. Kasus virus corona baru di Inggris ini bahkan kembali menyebabkan lonjakan kasus di Inggris yang membuat rumah sakit semakin penuh dengan pasien baru.
Virus varian baru yang diinformasikan sudah sampai Amerika Serikat ini diberitahukan bahwa lebih mudah menyebar, dan memaksa seluruh warga Amerika Serikat harus semakin taat akan protokol kesehatan, untuk mempermudah tindakan pencegahan tersebarnya virus ini.
"Intinya adalah apapun yang kita lakukan untuk mengurangi penularan akan mengurangi penularan varian apapun, termasuk yang satu ini," jelas ahli virologi yang berafiliasi dengan Universitas Georgetown, Angela Rasmussen, seperti dikutip dari The New York Times.
Terkait virus yang dianggap memiliki penyebaran yang lebih mudah ini, ada beberapa fakta dari para ilmuwan tentang virus ini. Berikut beberapa fakta varian baru virus corona dari Inggris, seperti dirangkum dari berbagai sumber pada Minggu (3/1).
1. Bukan 76 persen, tapi tingkat penularannya 56 persen lebih menular.
Sejak pandemi corona menyerang hampir seluruh negara di dunia, memang banyak varian baru dari virus ini, tetapi semua bukti sejauh ini menunjukkan bahwa varian baru yang disebut B.1.1.7, dan memang lebih menular daripada varian sebelumnya. Varian baru ini pertama kali muncul pada September di Inggris dan telah menyumbang lebih dari 60 persen kasus baru.
Kelebihan dari virus ini memang belum diketahui apa, namun varian baru ini diinformasikan telah menginfeksi lebih banyak orang bila dibandingkan dengan varian sebelumnya.
Hingga saat ini masih sangat sulit untuk mengungkapkan data dengan tepat, sudah berapa banyak varian baru yang mungkin ditularkan, karena para ilmuwan masih belum melakukan jenis eksperimen laboratorium yang bisa mendukung penelitian.
Sebagian besar kesimpulan yang sudah diambil berdasarkan epidemiologi. "Dan ada begitu banyak kemungkinan bias dalam semua data yang tersedia," kata Muge Cevik, pakar penyakit menular di Universitas St Andrews Skotlandia dan penasihat ilmiah pemerintah Inggris.
Pada awal ditemukan, para ilmuwan mengungkapkan varian baru ini 70 persen lebih menular, tapi penelitian terbaru mengungkapkan bahwa tingkat penularannya 56 persen.
Dari penelitian itu ilmuwan dapat menyimpulkan bahwa virus ini 10 hingga 20 persen lebih menular, ungkap ahli biologi evolusi di Pusat Penelitian Kanker Fred Hutchinson di Seattle AS, Trevor Bedford.
Namun pihak Bedford mengatakan kemungkinan varian baru ini akan menjadi semakin dominan di Amerika Serikat pada Maret mendatang. Ilmuwan seperti Dr Bedford melacak semua varian yang diketahui dengan cermat untuk mendeteksi perubahan lebih lanjut yang mungkin mengubah perilaku mereka.
2. Memiliki perbedaan dengan virus corona sebelumnya.
Sejauh ini, varian virus baru ini memang memiliki perbedaan dari virus yang lama, karena memiliki daya tular yang lebih mudah. Dari sisi efek samping memang belum terlihat lebih parah dari virus sebelumnya, namun efek penularan yang lebih mudah ini sudah menjadi indikasi yang perlu diwaspadai.
"Dalam hal ini, ini hanya permainan angka," jelas Dr Rasmussen.
Efeknya akan diperkuat di tempat-tempat seperti AS dan Inggris, di mana sistem perawatan kesehatan benar-benar berada pada titik puncaknya.
Jalur penularannya melalui tetesan kecil, dan partikel aerosol kecil yang mengapung di dalam ruangan tertutup tetap tak berubah. Penggunaan masker, menjaga jarak, dan penggunaan ventilasi yang lebih tertutup adalah salah satu solusi terbaik yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan.
"Dengan meminimalisir paparanmu terhadap virus apapun, kamu akan mengurangi risiko terinfeksi dan itu akan mengurangi penularan secara keseluruhan," jelas Rasmussen.
3. Jumlah virus dalam tubuh lebih banyak dari virus sebelumnya.
Beberapa bukti awal yang didapat dari kasus di Inggris menunjukkan orang yang terinfeksi virus varian baru cenderung membawa jumlah virus yang lebih banyak di bagian hidung dan tenggorokan.
"Kami berbicara dalam kisaran antara 10 kali lipat lebih besar dan 10.000 kali lipat lebih besar," jelas Michael Kidd, ahli virologi klinis di Public Health England dan penasihat klinis pemerintah Inggris yang telah mempelajari fenomena tersebut.
Penelitian pada virus baru ini memungkinkan memberi penjelasan mengapa varian baru menyebar lebih mudah. Semakin banyak virus yang disimpan orang yang terinfeksi di hidung dan tenggorokan mereka, maka akan semakin banyak juga virus yang ditularkan sehingga virus itu memang lebih mudah tertular ketika sedang berbicara. Hal ini membuat semakin mudahnya orang tertular virus baru ini.
Penelitian tentang penyebaran virus baru ini didapatkan bahwa 10 persen orang yang melakukan kontak dengan orang tertular dengan jarak enam kaki, dalam 15 menit, maka sudah sangat cukup bagi orang itu untuk tertular virus baru itu.
"Saat ini aktivitas yang berisiko menjadi lebih berisiko," lanjut Michael Kidd.
4. Jumlah mutasi virus corona baru lebih banyak dari virus yang lama.
Varian tersebut memiliki 23 mutasi dan 17 mutasi lebih banyak dibandingkan dengan versi yang muncul di Wuhan, China, pada tahun lalu. 17 Mutasi baru itu muncul secara tiba-tiba dari virus yang pertama muncul.
Setiap orang yang terinfeksi virus corona ini ternyata adalah peluang dan tempat dari virus itu berkembang. Dengan 83 juta lebih orang yang sudah terinfeksi di seluruh dunia, virus corona ini ternyata berkembang lebih cepat dibandingkan dengan yang diperkirakan para ilmuwan.
Penelitian menilai bahwa satu dari 17 mutasi baru dalam virus varian baru pasti berkontribusi pada penyebaran virus yang lebih mudah. Mekanismenya belum diketahui secara pasti, karena ilmuwan melihat bahwa sel yang diserang oleh virus adalah protein pada sel di tubuh manusia, dan diprediksi ini jadi penyebab mudahnya penularan virus baru ini.
Ilmuwan meneliti bahwa virus ini banyak berada di bagian hidung manusia dibandingkan di bagian paru-paru, sehingga penularan jadi lebih mudah terjadi karena lebih mudah tersebar.
"Kami perlu melihat bukti ini sebagai permulaan dan akumulasi," kata Dr Cevik tentang data yang berkembang pada varian baru.
Namun, para ilmuwan hingga saat ini masih harus meneliti lebih dalam lagi tentang virus baru ini, agar bisa melihat perkembangan terbaru tentang virus ini, sehingga bisa melihat apa saja perkembangan dari virus terbaru ini.
"Kami harus lebih berhati-hati dan melihat celah dalam langkah-langkah mitigasi kami," pungkas Dr Cevik.