6 Tips menjalankan bisnis di era pandemi, tak berubah bakal tertinggal
AGEN JUDI ONLINE - Dalam dunia bisnis, ada istilah yang disebut Volatile, Uncertain, Complex, dan Ambigue (VUCA). Istilah ini awalnya diciptakan militer Amerika Serikat untuk menggambarkan situasi geopolitik. Namun karena kesamaan makna, istilah VUCA ini pun kini diadopsi dunia bisnis.
Maklum, bisnis seringkali mengalami gejolak, apalagi dalam situasi pandemi Covid-19 seperti ini. Bukan hanya gejolak, karena dunia bisnis terus mengalami perkembangan yang cepat, ada banyak ketidakpastian, ketidakjelasan dan kompleksitas masalah di dalamnya. Mungkin banyak orang berpikir sudah menyelesaikan satu masalah, padahal masih banyak masalah lain dalam bisnis yang datang kemudian.
Hal inilah yang diungkapkan Yadi Saeful Hidayat, Head of Umra and Hajj Division PT Dzawani Travel Indonesia. Yadi pun kemudian mengutip ucapan pendiri Microsoft, Bill Gates. “If your business is not on the internet, then your business will be out of business.”
Menurutnya, saat ini bisnis tidak bisa lepas dari internet. Ketika sebuah bisnis tidak terlihat dalam ulasan-ulasan internet, maka bisnis tersebut bakal tersingkir oleh perkembangan industri bisnis itu sendiri. Karena itulah, tren digital marketing pun meningkat seperti SEO, Email Marketing, Social Media, dan berbagai strategi yang dilakukan untuk mendukung bisnis.
Berikut tips pria kelahiran Bandung, 15 Juli lulusan Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir yang aktif di sejumlah organisasi diantaranya sebagai pembina Komunitas Pengusaha Hijrah Bandung (PHB), pembina Yayasan Tazkiyah Centre Indonesia, pengasuh Imam Dakwah Bandung dan Mudir Rumah Qur'an Cempaka Bandung.
1. Menentukan strategi baru
Nah di tengah kondisi pandemi covid-19 seperti sekarang, perkembangan bisnis menjadi sangat tidak menentu. Banyak bisnis yang terjungkal alias bangkrut. Tapi tidak sedikit yang justru menemukan momentum untuk meningkat. Sektor pariwisata, perhotelan, moda transportasi adalah sebagian kecil bidang bisnis yang benar-benar sangat terdampak kondisi saat ini.
“Dalam obrolan saya dengan Dr Wahyu Triasmara, owner DRW Skincare, dia sempat bercerita tentang dampak Covid-19 terhadap bisnis skincare miliknya. Meski di awal pandemi sempat mengalami penurunan, menurutnya pada triwulan terakhir 2020 bisnisnya kembali mengalami peningkatan mengingat ada beberapa strategi baru dalam hal produksi dan marketing yang dilakukan,” ujar Yadi yang juga penulis buku berjudul Aku Jauh Engkau Jauh, Aku Dekat Engkauy Dekat dan Merindukanmu, Duhai Muhammad!.
2. VUCA dijawab VUCA
Bisnis bakal selalu menghadapi VUCA. Lalu apa yang bisa dilakukan? Jawabannya adalah VUCA itu sendiri. Berbeda dengan ciptaan militer Amerika, VUCA yang kedua ini merupakan Vision, Understanding, Clarity, dan Agility. Menurut Yadi, para pemimpin perusahaan dan pebisnis masa depan perlu memiliki keempat hal tersebut untuk menghadapi era VUCA.
3. Perlunya visi bisnis
Visi dalam berbisnis itu diperlukan agar saat menghadap gejolak apapun, tetap mengembalikan strategi bisnis pada visi yang sudah dibuat. Visi itu ibarat niat, ketika bisnis mengalami goncangan, niat awal yang akan membuatnya bertahan dan bangkit. Karena itu seorang pemimpin perusahaan wajib memahami perubahan dan berbagai hal yang perlu disiapkan untuk menghadapinya dengan baik dan benar.
4. Memahami perubahan
Gaya dan mindset generasi era VUCA benar-benar berbeda. Apalagi di era media sosial sekarang ini, ada banyak anak muda yang tiba-tiba kaya dan populer. Cara mereka belajar saja sudah berbeda, model bisnis pun banyak yang berubah. Karena itu pelaku bisnis perlu memahami semua perubahan dan perkembangan itu dengan baik.
5. Mampu memprediksi masa depan
Kompleksitas dalam bisnis sangat bisa diatasi dengan penyederhanaan atas upaya dan strategi bisnis yang sudah disusun. Seorang pemimpin yang baik bisa memprediksi apa yang bisa terjadi di masa mendatang. Inilah yang menggerakannya untuk melakukan berbagai inovasi dan kreativitas. Dalam menjalankan bisnis, pelaku usaha perlu tahu dan paham, hal apa saja yang termasuk prinsip, langkah strategis, dan cara atau metode dalam mengelola bisnis.
6. Menentukan skala prioritas dan lincah
Selain memiliki visi, paham dengan berbagai situasi, seorang pebisnis harus terampil menentukan skala prioritas dalam setiap kebijakannya. Seorang pemimpin perusahaan dan pebisnis juga harus punya agility, kelincahan, ketahanan dan sikap adaptif dalam menghadapi perubahan, menghadapi tuntutan konsumen dan perkembangan baru yang tiba-tiba muncul. Siapa yang tidak lincah, ia akan kalah. Apabila sulit berubah, siap-siap musnah. Pilihannya hanya dua, berubah, atau tertinggal sama sekali.