Agar Sukses, Memulai Bisnis Kafe Perlu Banyak Ilmu
IGN- Bisnis kafe kini banyak dilirik anak muda. Tak sekedar mencampur kopi dan air panas. Banyak hal diungkap dalam coffee class kali ini. Antusiasme peserta juga makin tinggi.
Untuk kesekian kalinya, 'Indonesia Coffee Academy' digelar kembali. Detikfood bersama dengan Anomali Coffee membuka tiga sesi khusus belajar mengenai pengetahuan kopi dan seluk beluk tentang bisnis kopi.
Pada hari pertama, acara yang dipadati peserta dimulai tepat pukul 09.30. Kali ini hadir beberapa pembicara yaitu Muhammad Abgari, Ryo Limijaya dan Abdul Azis yang membagi ilmu mengenai cara untuk memulai usaha kopi.
Tren kopi selalu berkembang, awalnya kopi digiling halus dan dikemas. Kemudian pada sekitar tahun 1960,coffee shop sudah mulai bermunculan dari beberapa negara. Kini orang sudah lebih bereksplorasi dengan mencari biji kopi tertentu dan menyeduhnya dengan berbagai metode seperti manual brewing hingga V60 kettle.
"Sebelum membuka bisnis kafe tentukan dulu target marketnya. Apakah untuk anak muda atau yang lebih tua, tingkat pendapatan dan latar pendidikan yang seperti apa kira-kira yang akan datang ke tempat Anda," tutur Ryo Limijaya, Marketing and Sales head Anomali Coffee.
Tak hanya perlu menentukan konsep pasar, Ryo juga menjelaskan konsep kafe yang akan dibuat apakah akan me-roasting kopi sendiri atau tidak. Anomali me-roasting biji kopi sendiri. Akan tetapi konsep produk ini bisa dipilih, sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan.
"Kedua metode ini punya kelebihan dan kekurangan. Kelebihan roasting sendiri, Anda bisa menentukan tingkat kematangan biji kopi sesuai keinginan, mau medium atau dark roasted. Sedangkan not roasting, kita hanya mengandalkan kopi dari pemasok. Sehingga Anda tidak bisa mengeksplor banyak rasa dari biji kopi. Hanya bisa mengembangkan kafe saja" ujar Ryo.
Metode servis yang akan diterapkan pada kafe juga bisa dipikirkan, mau full service atau bar service. "Full service biasanya menggunakan waiter untuk melayani konsumen. Sedangkan bar service penyajiannya lebih terpusat seperti Anomali yang sekarang. Dan lebih WYSIWYG alias 'What You See Is What You Get'," tambah Ryo.
Selain menjelaskan awal mula bisnis kopi. Agam, salah satu pemilik Anomali Coffee juga menjelaskan mengenai beberapa karakteristik kopi. Arabika dan robusta memiliki bentuk dan sifat yang berbeda.
"Misalnya saja Aceh Gayo memiliki body yang berat, lebih sedikit asam dan sedikit rasa spicy. Sedangkan Java lebih beraroma herbal, memiliki body yang sedang dan asam yang sedang," ujar Agam.
Rasa kopi yang dihasilkan dari brewing juga dipengaruhi oleh beberapa faktor. Mulai dari perbandingan kopi dan air, grinding level, temperatur air, waktu ekstraksi, agitasi dan jenis filter. Ada banyak jenis alat yang bisa digunakan seperti mesin espresso, manual brewing hingga V60.
Terlepas dari pemilihan biji kopi dan metode, kepuasan konsumen menjadi kunci sukses yang pertama. Untuk mengetahuinya, bisa bertanya kepada konsumen. Jika ada yang kurang, bisa langsung memberikan respon konsumen sehingga konsumen puas dan percaya.
Dalam suatu usaha, juga diperlukan adanya BHAG (Big Hairy Audacious Goal), dimana ini menjadi salah satu hal yang dapat menentukan usaha Anda kedepannya. "Tentunya misi dan visi kedepannya yang harus direncanakan harus realistis dan konsisten. Jangan lupa untuk kenali kelemahan dan kekuatan coffee shopyang Anda buat," tambah Ryo.
Di akhir sesi acara Anomali juga mengajak para peserta untuk belajar simulasi bagaimana mengelola keuangan hingga kebutuhan modal yang dijelaskan oleh Abdul Azis, selaku Operation Manager Anomali Coffee.
Agam menambahkan, pebisnis kopi perlu mengetahui tren kopi yang sedang berkembang. Kafe harus punya ciri khas tersendiri sehingga banyak konsumen yang ingin datang ke kafe. “Misalnya, orang ingin mencari kopi asli Indonesia. Tentu mereka akan datang ke Anomali,” tutup Agam.
Antusias para peserta terlihat dari banyaknya pertanyaan kepada para pembicara. Diskusipun berlangsung sangat seru dan penuh antusias.
“Banyak ilmu yang didapat. So far kita jadi tahu ilmu tentang kalkulasi, jadi inisial investment kita dapat, bagimana cara balik modal, hitung-hitungan kalau maksimum biaya dan harga kopi dan makanan berapa. Jadi kita tahu akan balik modalnya kapan,” jelas Catur Adi Nugroho, salah satu peserta coffee class.
Diakhir acara ada door prize untuk dua pemenang yang berhasil menjawab pertanyaan. Hadiahnya berupa kopi Aceh Bandar Selin dan tumbler dari Anomali Coffee.
Untuk kesekian kalinya, 'Indonesia Coffee Academy' digelar kembali. Detikfood bersama dengan Anomali Coffee membuka tiga sesi khusus belajar mengenai pengetahuan kopi dan seluk beluk tentang bisnis kopi.
Pada hari pertama, acara yang dipadati peserta dimulai tepat pukul 09.30. Kali ini hadir beberapa pembicara yaitu Muhammad Abgari, Ryo Limijaya dan Abdul Azis yang membagi ilmu mengenai cara untuk memulai usaha kopi.
Tren kopi selalu berkembang, awalnya kopi digiling halus dan dikemas. Kemudian pada sekitar tahun 1960,coffee shop sudah mulai bermunculan dari beberapa negara. Kini orang sudah lebih bereksplorasi dengan mencari biji kopi tertentu dan menyeduhnya dengan berbagai metode seperti manual brewing hingga V60 kettle.
"Sebelum membuka bisnis kafe tentukan dulu target marketnya. Apakah untuk anak muda atau yang lebih tua, tingkat pendapatan dan latar pendidikan yang seperti apa kira-kira yang akan datang ke tempat Anda," tutur Ryo Limijaya, Marketing and Sales head Anomali Coffee.
Tak hanya perlu menentukan konsep pasar, Ryo juga menjelaskan konsep kafe yang akan dibuat apakah akan me-roasting kopi sendiri atau tidak. Anomali me-roasting biji kopi sendiri. Akan tetapi konsep produk ini bisa dipilih, sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan.
"Kedua metode ini punya kelebihan dan kekurangan. Kelebihan roasting sendiri, Anda bisa menentukan tingkat kematangan biji kopi sesuai keinginan, mau medium atau dark roasted. Sedangkan not roasting, kita hanya mengandalkan kopi dari pemasok. Sehingga Anda tidak bisa mengeksplor banyak rasa dari biji kopi. Hanya bisa mengembangkan kafe saja" ujar Ryo.
Metode servis yang akan diterapkan pada kafe juga bisa dipikirkan, mau full service atau bar service. "Full service biasanya menggunakan waiter untuk melayani konsumen. Sedangkan bar service penyajiannya lebih terpusat seperti Anomali yang sekarang. Dan lebih WYSIWYG alias 'What You See Is What You Get'," tambah Ryo.
Selain menjelaskan awal mula bisnis kopi. Agam, salah satu pemilik Anomali Coffee juga menjelaskan mengenai beberapa karakteristik kopi. Arabika dan robusta memiliki bentuk dan sifat yang berbeda.
"Misalnya saja Aceh Gayo memiliki body yang berat, lebih sedikit asam dan sedikit rasa spicy. Sedangkan Java lebih beraroma herbal, memiliki body yang sedang dan asam yang sedang," ujar Agam.
Rasa kopi yang dihasilkan dari brewing juga dipengaruhi oleh beberapa faktor. Mulai dari perbandingan kopi dan air, grinding level, temperatur air, waktu ekstraksi, agitasi dan jenis filter. Ada banyak jenis alat yang bisa digunakan seperti mesin espresso, manual brewing hingga V60.
Terlepas dari pemilihan biji kopi dan metode, kepuasan konsumen menjadi kunci sukses yang pertama. Untuk mengetahuinya, bisa bertanya kepada konsumen. Jika ada yang kurang, bisa langsung memberikan respon konsumen sehingga konsumen puas dan percaya.
Dalam suatu usaha, juga diperlukan adanya BHAG (Big Hairy Audacious Goal), dimana ini menjadi salah satu hal yang dapat menentukan usaha Anda kedepannya. "Tentunya misi dan visi kedepannya yang harus direncanakan harus realistis dan konsisten. Jangan lupa untuk kenali kelemahan dan kekuatan coffee shopyang Anda buat," tambah Ryo.
Di akhir sesi acara Anomali juga mengajak para peserta untuk belajar simulasi bagaimana mengelola keuangan hingga kebutuhan modal yang dijelaskan oleh Abdul Azis, selaku Operation Manager Anomali Coffee.
Agam menambahkan, pebisnis kopi perlu mengetahui tren kopi yang sedang berkembang. Kafe harus punya ciri khas tersendiri sehingga banyak konsumen yang ingin datang ke kafe. “Misalnya, orang ingin mencari kopi asli Indonesia. Tentu mereka akan datang ke Anomali,” tutup Agam.
Antusias para peserta terlihat dari banyaknya pertanyaan kepada para pembicara. Diskusipun berlangsung sangat seru dan penuh antusias.
“Banyak ilmu yang didapat. So far kita jadi tahu ilmu tentang kalkulasi, jadi inisial investment kita dapat, bagimana cara balik modal, hitung-hitungan kalau maksimum biaya dan harga kopi dan makanan berapa. Jadi kita tahu akan balik modalnya kapan,” jelas Catur Adi Nugroho, salah satu peserta coffee class.
Diakhir acara ada door prize untuk dua pemenang yang berhasil menjawab pertanyaan. Hadiahnya berupa kopi Aceh Bandar Selin dan tumbler dari Anomali Coffee.
