Tak Punya Pemimpin, Chelsea Dinilai 'Hilang Arah'
AFP/IAN KINGTON
Montreal - Didier Drogba angkat bicara soal laju buruk Chelsea musim ini. Menurut striker asal Pantai Gading itu, The Blues dinilai sudah kehilangan figur pemimpin dan membuat tim kehilangan arah.
Sebagai juara bertahan, Chelsea punya start yang buruk di Premier League di mana mereka terpuruk di posisi ke-15 klasemen sementara dengan 14 poin dari 13 laga berlalu. Ini adalah start paling buruk dari klub juara bertahan dan mereka sudah menelan tujuh kekalahan dan baru empat kali menang.
Tak hanya itu, Chelsea juga sudah tersingkir dari Piala Liga Inggris, kompetisi yang musim lalu mereka menangi. Hanya di Liga Champions, penampilan mereka relatif lebih baik meski masih harus memastikan tiket lolos di matchday V.
Performa kurang oke itu kian diperparah dengan isu tidak harmonisnya hubungan antara Jose Mourinho dan beberapa pemain bintangnya. Ditambah lagi penampilan bintang mereka musim lalu, Eden Hazard dan Diego Costa, menurun drastis.
Menurut Drogba, penyebab utama terpuruknya Chelsea musim ini adalah mereka kehilangan figur pemimpin di dalam tim. Seorang pemain senior yang mampu membimbing para pemain muda sehingga bisa menjadi sebuah tim yang solid dari musim ke musim.
Memang masih ada John Terry sebagai kapten, tapi Terry pun sudah menurun penampilannya dan beberapa kali dibangkucadangkan. Petr Cech dan Drogba boleh dibilang jadi pemain senior terakhir yang pergi meninggalkan tim.
"Saat saya masih di Chelsea, kami punya banyak pemimin dalam tim, tidak hanya musim lalu tapi juga di musim-musim sebelumnya," ujar Drogba seperti dikutip Soccerway.
"Kami punya Frank Lampard, Petc Cech, John Terry, saya sendiri, Michael Ballack, Michael Essien, Andriy Shevchenko, Claude Makelele - nama besar, pemain bintang, dan punya karakter kuat. Kami mampu bertanggung jawab atas hasil-hasil yang didapat dan mampu mengubah situasi ketika ada pergantian manajer, atau saat kami tampil buruk," lanjut Drogba.
"Terry memang masih ada tapi dia sendiri sangat sulit, jadi harus ada pemain lain yang punya mental sama sepertinya. Tapi itu tidak lahir dengan sendirinya, Anda harus membentuknya."
"Anda harus memastikan untuk berbicara di saat yang teat dan Anda harus bisa memimpin, dan yang terpenting, seluruh pemain lainnya harus menerima Anda sebagai pemimpin."
"Ketika Anda berdiri dan berkata, 'Ayo kita menangi laga ini!' Anda harus memastikan bahwa inisiatif itu datang dari Anda sendir - Anda tidak bisa jadi pemimpin jika Anda tidak jadi yang pertama menunjukkan usaha untuk menang," tutup Drogba.
Sebagai juara bertahan, Chelsea punya start yang buruk di Premier League di mana mereka terpuruk di posisi ke-15 klasemen sementara dengan 14 poin dari 13 laga berlalu. Ini adalah start paling buruk dari klub juara bertahan dan mereka sudah menelan tujuh kekalahan dan baru empat kali menang.
Tak hanya itu, Chelsea juga sudah tersingkir dari Piala Liga Inggris, kompetisi yang musim lalu mereka menangi. Hanya di Liga Champions, penampilan mereka relatif lebih baik meski masih harus memastikan tiket lolos di matchday V.
Performa kurang oke itu kian diperparah dengan isu tidak harmonisnya hubungan antara Jose Mourinho dan beberapa pemain bintangnya. Ditambah lagi penampilan bintang mereka musim lalu, Eden Hazard dan Diego Costa, menurun drastis.
Menurut Drogba, penyebab utama terpuruknya Chelsea musim ini adalah mereka kehilangan figur pemimpin di dalam tim. Seorang pemain senior yang mampu membimbing para pemain muda sehingga bisa menjadi sebuah tim yang solid dari musim ke musim.
Memang masih ada John Terry sebagai kapten, tapi Terry pun sudah menurun penampilannya dan beberapa kali dibangkucadangkan. Petr Cech dan Drogba boleh dibilang jadi pemain senior terakhir yang pergi meninggalkan tim.
"Saat saya masih di Chelsea, kami punya banyak pemimin dalam tim, tidak hanya musim lalu tapi juga di musim-musim sebelumnya," ujar Drogba seperti dikutip Soccerway.
"Kami punya Frank Lampard, Petc Cech, John Terry, saya sendiri, Michael Ballack, Michael Essien, Andriy Shevchenko, Claude Makelele - nama besar, pemain bintang, dan punya karakter kuat. Kami mampu bertanggung jawab atas hasil-hasil yang didapat dan mampu mengubah situasi ketika ada pergantian manajer, atau saat kami tampil buruk," lanjut Drogba.
"Terry memang masih ada tapi dia sendiri sangat sulit, jadi harus ada pemain lain yang punya mental sama sepertinya. Tapi itu tidak lahir dengan sendirinya, Anda harus membentuknya."
"Anda harus memastikan untuk berbicara di saat yang teat dan Anda harus bisa memimpin, dan yang terpenting, seluruh pemain lainnya harus menerima Anda sebagai pemimpin."
"Ketika Anda berdiri dan berkata, 'Ayo kita menangi laga ini!' Anda harus memastikan bahwa inisiatif itu datang dari Anda sendir - Anda tidak bisa jadi pemimpin jika Anda tidak jadi yang pertama menunjukkan usaha untuk menang," tutup Drogba.