="Rekomendasi judi online Terbaik!"

Sabtu, 05 Desember 2015

Raghat, Gadis Kecil Korban Pengeboman Rusia di Suriah

Raghat, Gadis Kecil Korban Pengeboman Rusia di Suriah

Agen Bola Jakarta - Raghat adalah gadis kecil berusia lima tahun. Ia suka menyanyi, mengecat kuku, menggoda saudara perempuannya yang berusia balita, menyukai huruf-huruf alfabet yang dipelajarinya di kamarnya, dan bermain dengan kameranya.

Di foto terakhirnya, yang diambil sepuluh menit sebelum bom Rusia jatuh di bumi Suriah, dia sedang memamerkan gelang baru dan kukunya yang baru dicat kemudian mencium adik balitanya.

"Aku baru saja membawa kembali anakku dari Suriah enam hari yang lalu," tutur ibunya, Suheer yang telah mengungsi dari Suriah, seperti dikutip The Guardian, Sabtu (5/12/2015). 

Suheer bercerita sambil melirik ke 
video di ponsel pintarnya, membawa bayangan Raghat sejenak kembali hidup. Anak laki-lakinya Hossein (4), menyandarkan diri untuk menghapus air mata ibunya. Ia terlalu muda untuk memahami kepergiaan kakak perempuannya. Hossein lalu menghibur ibunya dengan suara lembut "Mummy, no, mummy,".

Raghat sekarang terbaring bermil-mil jauhnya, di antara perbatasan antara Turki dan Suriah. Raghat dimakamkan di kota Habeet, dekat Idlib, di mana ia meninggal di bulan Oktober bersama kakek dan sepupunya Ahmad.

Ketika serangan selesai, Raghat ditemukan dalam dekapan Ahmad, sepupu yang merupakan seorang guru matematika berusia 28 tahun. Dia telah berusaha menyelamatkan Raghat ke tempat aman ketika bom pertama dijatuhkan.

Mereka membuat lubang kecil untuk berlindung di taman, tapi sebuah bom jatuh di samping pintu masuk dan tubuh Ahmad tidak cukup kuat untuk menjadi perisai. Raghat selamat di ledakan pertama, tapi meninggal dalam perjalanan menuju rumah sakit.

"Kami seharusnya pulang ke rumah keesokan harinya. Suamiku tidak akan melihat putrinya lagi," ujar Suheer.

Keluarga ini adalah satu dari ratusan keluarga yang terpisah lebih dari dua bulan lamanya sejak serangan bom Rusia untuk melawan pemberontak Presiden Bashar al-Assad. Di mana antara korban dan pejuang mengatakan telah jauh menyimpang dari garis depan.

Koalisi serangan udara yang dipimpin oleh Amerika Serikat juga telah membunuh banyak warga sipil dengan dalih menghancurkan ISIS.
Suriah mengatakan bahwa Rusia tidak hanya sembrono memilih target, tapi tampak sengaja mengebom beberapa daerah sipil.

Komandan wilayah setempat percaya jet Sukhoi yang terbang dari pangkalan baru di pesisir Latakia, menyasar rumah-rumah dalam operasi militer yang disengaja untuk melemahkan semangat pejuang dan mengosongkan penduduk di area pedesaan.

"Mereka menargetkan penduduk sipil di malam hari, dan paling banyak di garis depan sepanjang hari," ujar Komandan pemberontak Turkmen, Abu Hussain.

Menurut Abu, serangan itu dikarenakan mereka tidak mau merekam pengeboman jet di malam hari, sehingga akan sulit menunjukkan identitas mereka.

Gambaran itu cocok dengan cerita serangan udara di rumah Raghat, di mana saudara laki-lakinya mengatakan peristiwa itu mulai setelah pukul 21.00 pada 1 Oktober lalu. Dalam foto terakhirnya, Raghat memegang obor yang menyala dan video diambil setelah bom mengeluarkan nyala api yang besar menembus rumah di gelapnya malam.

Di bulan Oktober itu, serangan udara Rusia telah membunuh sedikitnya 295 warga Suriah. Data ini didapatkan dari kelompok Airwars yang memiliki jaringan wartawan dalam negeri dan membuat database dari kumpulan foto, video, berita dan biografi dari korban yang meninggal.

"Kami pikir alasan utama mengapa jumlah korban sangat banyak adalah jenis dari amunisi yang digunakan Rusia. kebanyakan menggunakan 'bom dungu' yang seringkali bermakna banyaknya kematian warga sipil," ujar Chris Woods, seorang peneliti Airwars.

Presiden Vladimir Putin mengklaim para pejuangnya akan menargetkan "kelompok teroris", dan rumah keluarga mereka lebih dari 60 mil (97 KM) dari pasukan ISIS terdekat.

Meski itu menjadi jelas bahwa pesawat Rusia lebih fokus untuk menargetkan lawan Presiden Assad ketimbang ISIS, garis depan masih beberapa mil jauhnya. Butuh beberapa hari bagi warga sipil untuk menyadari bahwa mereka menjadi sasaran bom, karena kebingungan tentang target dan lambatnya sedikit berita yang bisa diandalkan dari Suriah.

"Sudah 48 hari sejak serangan dan tidak ada yang membahas hal ini," ujar seorang dokter Abu Hamza Suleiyman di Rumah Sakit Suriah dekat kota Jisr al-Sughur, wilayah lain yang juga menjadi target pengeboman Rusia.

"Hampir tidak ada penduduk yang meninggalkan rumah mereka karena Rusia mengebom hampir seluruh desa," tuturnya.

Abu menyayangkan serangan ini, ia masih memahami jika serangan dilakukan di garis depan. Nyatanya baru saja bom jatuh di luar rumah sakit bersalin.

"Ini merupakan pengalaman terburuk dalam empat tahun terakhir. Aku berasal dari desa kecil di pegunungan ini dan bertahun-tahun lamanya tidak pernah ada bom di sini, tapi ketika Rusia mengebom mereka melakukannya hampir setiap hari," keluhnya.

Pembunuhan dan penyerangan terhadap warga sipil Suriah itu menyulut perlawanan rakyat sejak lama yang oleh media barat mereka disebut sebagai pemberontak. Pejuang Anti-Assad membalas dan bersekutu dengan kekuatan oposisi yang memiliki perbekalan lengkap.

"ISIS sangat tidak baik, tapi banyak orang berpikir mereka melakukan hal yang benar dengan melawan sebuah rezim," ujar kakak tertua Raghat, Ali. 

Ali sekarang berjuang bersama Free Syrian Army atau Pasukan Pembebasan Suriah di mana dua adik laki-lakinya juga ingin bergabung dengan dia di garis depan untuk membalaskan dendam keluarga mereka.

Ali yang waktu itu tidak berada di rumah ketika terjadi serangan, khawatir jika keluarga lainnya akan mencari solusi yang lebih radikal. "Tidak ada ISIS sama sekali di wilayah kami, tapi akan 'ada' segera," ujarnya.

Raghat meninggal dengan baju barunya dan sebuah gelang manik-manik pemberian tante kesayangannya Rasmea. Rasmea mengenang hari itu saat ia dan Raghat pergi berbelanja, pulang ke rumah dan berfoto bersama.

"Mengapa Rusia mengebom orang Suriah, apa yang yang telah kami lakukan?" ujar Rasmea berlinang air mata.

"Kami ingin orang-orang tahu apa yang terjadi di Suriah, tolong beritahu seluruh seluruh dunia," pintanya kelu
.
luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com tipscantiknya.com kumpulanrumusnya.comnya.com

.

Info AgenTerpercaya © 2015 Agen Terpercaya IDN