Supir Taxi dipaksa Demo? Benarkah
Agen Poker Terpecaya
Ruhut Sitompul rupanya mengetahui siapa dalang di balik demo akbar sopir taksi konvensional, Selasa (22/3). Menurut Ruhut, pimpinan merekalah yang menyuruh mereka turun ke jalan menggelar orasi.
Politikus Partai Demokrat ini tak asal bicara. Sebelum demo dimulai, Ruhut sudah mengetahui lebih dulu informasi itu, siapa dalang yang mengerahkan massa.
Itu diketahuinya saat harus menuju ke Bandara Soekarno Hatta pagi buta. Dari situ Ruhut tahu bahwa bos mereka sendiri yang meminta agar turun ke jalan.
"Aku jam 4 subuh harus ke bandara. Pesanlah taksi aku, si sopir ngasih tahu kalau akan ada demo. Dia bilang, mereka dipaksa untuk berdemo," ujar Ruhut saat menjadi bintang tamu di Indonesia Lawyers Club (ILK), Selasa malam.
Mendengar curhat si sopir itu, Ruhut menyarankan agar dia tidak ikut demo itu, yang dinilainya tidak bermanfaat. "Kalau nggak mau nanti mereka dipecat. Mereka ini dipaksa untuk berdemo. Dapat uang Rp 100 ribu satu orang. Udah jangan pada bohong, ngaku sekarang kalian (sopir) kalau disuruh (turun ke jalan). Jadi bohong itu yang bilang dia nggak mengerahkan," tepis Ruhut. (jpnn)
Taxi Expres 51% Milik Sandiaga
Perusahaan investasi Indonesia milik konglomerat Sandiaga Uno, Saratoga Investama Sedaya, mengambil alih 51 persen saham operator taksi PT Express Transindo Utama Tbk dari Grup Rajawali Corpora dengan nilai kesepakatan mencapai US$ 98,2 juta atau setara dengan Rp 1,26 triliun.
"Saratoga Investama Sedaya dan Rajawali Corpora telah menandatangani kesepakatan untuk Saratoga untuk mengakuisisi sekitar 1,094 miliar saham Express Transindo Utama dari Rajawali Corpora," ujar Direktur Saratoga Andi Esfandiari dalam keterangan resmi yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia, dikutip Sabtu (18/4/15).
Sebelumnya, Presiden Direktur Saratoga Investama Sedaya Sandiaga Uno menuturkan perusahaannya mengalokasikan US$ 150 juta untuk berinvestasi di sektor konsumen, infrastruktur, dan sumber daya alam. Khusus untuk sektor konsumen porsinya mencapai US$ 100 juta atau 66,67 persen dari total belanja modal 2015.
Express adalah operator taksi terbesar kedua di Indonesia, dengan armada lebih dari 10 ribu taksi dan tenaga supir lebih dari 18 ribu secara nasional. Perusahaan ini juga menawarkan layanan transportasi lainnya, termasuk penyewaan bus dan layanan limusin.
Express melaporkan penurunan 11 persen laba kuartal pertama, menjadi Rp 118 miliar, dari Rp 133 miliar pada periode yang sama tahun lalu, karena biaya yang meningkat.
Setelah akuisisi selesai, Express akan bergabung dengan perusahaan Saratoga lainnya, seperti Adaro Energy dan operator menara seluler Tower Bersama.