Pohon Natal dan Tradisi Perayaannya di Dunia
AGEN INFO CASINO - Setiap menjelang hari Natal tiba, umat Kristen di seluruh dunia biasanya mulai sibuk dengan tradisi menghias pohon Natal. Gemerlap lampu warna-warni dengan hiasan yang lucu seringkali menjadi pemandangan indah khas Natal.Karena nuansa kemeriahannya, pohon Natal bahkan sering dipasang di mall-mall, toko, dan ruang publik yang dianggap strategis. Meski jadi tradisi yang selalu ada setiap bulan Desember tiba, tidak banyak yang tahu bagaimana awal mula tradisi pohon Natal dimulai.
Tradisi memasang pohon Natal sebenarnya dimulai dari Jerman di abad ke-16. Namun bentuk pohon Natal saat bukan seperti saat ini. Orang Jerman membuatnya dari batangan kayu yang disusun berbentuk piramida. Mereka lalu menghiasnya dengan lilin dan nuansa warna hijau.
Martin Luther, tokoh reformasi Gereja dipercaya sebagai orang pertama yang memulai tradisi memasang pohon Natal dari pohon sungguhan. Suatu ketika ia terpesona dengan keindahan bintang di tengah pepohonan dan terinspirasi untuk membuatnya di rumah.
Para ahli sejarah mengatakan bahwa tradisi menghias pohon Natal diadopsi dari tradisi dan kepercayaan pagan, jauh sebelum agama Kristen berkembang. Di beberapa negara di Eropa dan Afrika, warna hijau diyakini sebagai cara untuk menjauhkan diri dari sihir jahat, hantu, dan roh yang gentayangan.
Bangsa Mesir kuno juga menggunakan warna hijau ketika merayakan kembalinya Dewa Ra, dewa tertinggi dalam kepercayaan Mesir kuno. Mereka memasang daun Palem yang berwarna hijau sebagai simbol atas kemenangan melawan kematian.
Lalu bagaimana tradisi ini bisa muncul dan tersebar ke seluruh dunia. Apakah semua tradisi pohon Natal sama?
Kanada
Tradisi ini dimulai ketiga banyak warga Jerman bermigrasi ke Kanada dari Amerika Serikat pada 1700an. Tradisi itu dimulai ketika Pangeran Albert, suami Ratu Victoria yang berasal dari Jerman memasang pohon Natal di istananya. Kebiasaan itu akhirnya diikuti oleh masyarakat Inggris dan Jerman yang mereka bawa saat migrasi terjadi.
Meksiko
Hari Natal sebenarnya bukanlah perayaan utama di negara itu. El Nacimiento dianggap lebih meriah dan penuh dengan warna-warni ketimbang Natal. Namun mereka tetap menghias rumah dengan pohon Natal ketika bulan Desember tiba. Bedanya pohon yang dipakai jenis kopal karena pohon Pinus termasuk komoditas yang mahal di sana.
Guatemala
Pohon natal di negara ini dikombinasikan dengan hiasan Nacimiento. Nah, penduduk Guatemala yang merayakan Natal punya kebiasaan meletakan kado Natal di bawah pohon. Kado itu tidak boleh ditukar sampai tahun baru tiba.
Brasil
Biasanya di bulan Desember Brasil sedang mengalami musim panas. Oleh karena itu pohon Natal yang mereka pakai tetap menggunakan pohon Pinus namun diberi hiasan kapas sebagai pengganti salju. Tradisi ini juga banyak ditiru oleh umat Kristen di Indonesia.
Spanyol
Perayaan Natal di Spanyol paling spesial terjadi di negara bagian Catalonia. Di sana pohon Natal diisi dengan permen, cokelat, dan kacang almond yang dibungkus kado. Anak-anak lalu bermain adu keberuntungan dengan memukul pohon itu tanpa melihat.
Afrika Selatan
Sama dengan di Brasil, Natal tiba saat musim panas di negara ini. Pohon Natal jarang ditemui saat perayaan tiba namun setiap rumah biasanya mengganti kebiasaan itu dengan hiasan lampu warna-warni di jendela dan pintu rumah.
Arab Saudi
Natal tidak dirayakan di negara ini namun penganut Kristen yang tinggal di sana tetap boleh merayakan Natal di rumah mereka masing-masing. Pohon natal tetap boleh dipasang asalkan diletakkan di tempat yang tidak mencolok.
Cina
Minoritas umat Kristen di Cina merayakan Natal dengan sangat sederhana sejak negara itu melarang perayaan agama manapun dilakukan secara terbuka. Biasanya mereka mengganti pohon Pinus dengan pohon buatan yang diberi hiasan kertas warna merah. Mereka menyebutnya, Pohon Cahaya.
Indonesia
Kebiasaan memasang pohon Natal di Indonesia sudah dilakukan sejak lama. Namun pohon yang digunakan adalah pohon buatan dari plastik. Saat ini bentuk dan bahan pembuatannya bervariasi. Salah satunya adalah membuat pohon Natal dari sayuran dan buah-buahan sebagai lambang negeri yang subur. Dalam beberapa kesempatan umat Kristen di Indonesia juga mengganti pohon Natal dengan rangkaian botol plastik bekas yang disusun serupa pohon Natal sebagai simbol akan cinta lingkungan.